SIAGAINDONESIA.ID PT RBN beralamat di Penjaringan Asri Rungkut Surabaya yang diduga sebagai rekanan Dinas Perhubungan Jawa Timur untuk mengoperasikan Kapal Rumah Sakit Gandha Nusantara 02 Tahun 2023, keberadaannya penuh tanda tanya.
SiagaIndonesia yang bertandang untuk mengkonfirmasi terkait dugaan keterlibatan pembelian solar ilegal pada tanggal 9 Desember 2023 di Dermaga Baru Sapeken Sumenep ditemui salah seorang karyawan, Iman yang mengaku sebagai Office Boy.
“Silahkan datang setelah lebaran karena semua karyawan dan bos tidak ada di kantor, bos di Jakarta,” jelasnya yang tidak bersedia diminta nomor kontak dan difoto.
Website milik PT. RBN yang bergerak di bidang pelayaran sebagaimana papan nama yang terpampang di dalam kantornya tidak mencantumkan profile perusahaan, tidak memuat nama direktur perusahaan sebagaimana lazimnya hanya mencantumkan alamat kantor dan no telpon kantor.
Sebelumnya SiagaIndonesia dua kali menghubungi nomor kontak kantor akan tetapi yang pertama tidak diangkat walaupun tertera berdering sedangkan kontak kedua langsung ditolak. Upaya menghubungi dengan pesan singkat juga tidak dibalas.
“Terkesan misterius,” kata wartawan SiagaIndonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada tanggal 9 Desember 2023, sehari pada saat kunjungan selama empat hari (tanggal 7-10 Desember 2023) Kapal Rumah Sakit Gandha Nusantara (GN) 2 yang sedang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak di Kepulauan Sapeken Kab. Sumenep, digerebek oleh petugas dari Polsek Sapeken.
Ditengarai Kapal Rumah Sakit hibah dari Kementerian Perhubungan tersebut membeli BBM bersubsidi jenis Solar secara illegal diduga dari kapal nelayan sebanyak 670 liter. Dalam peristiwa tersebut Polsek Sapeken menahan inisial HT sebagai agen kapal, akan tetapi PT RBN sebagai pengoperasi kapal selaku pembeli tidak disebutkan statusnya.
Kejanggalan yang lain menurut Direktur LBH Maritim, I Komang Aries Dharmawan yang dimintai pendapatnya mengatakan, tender pengoperasian Kapal Rumah Sakit Gandha Nusantara 1 dan 2 tidak jelas karena tidak tercantum di dalam LPSE Jawa Timur Tahun 2023. Padahal kedua kapal tersebut melakukan kegiatan selama tahun 2023 sebanyak 4 kali.
“Ada pekerjaan tapi tidak ada anggaran, Dishub kelola tender siluman?”, ungkap Komang penuh tanda tanya.
Perlu diketahui Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur melalui Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak telah melakukan pelayanan kesehatan kepada ribuan masyarakat kepulauan terpencil di Kab Sumenep pada Tahun 2023 sebanyak 4 kali. Dilakukan di Kepulauan Sapudi (11-14 Juni 2023), Kepulauan Raas (13-14 September 2023), Kepulauan Kangean (26-29 Oktober 2023) dan Kepulauan Sapeken (7-10 Desember 2023), demikian dikatakan Kepala Dinkes Jawa Timur, Dr. dr. Erwin Ashta Triyono, Sp. PD.
Menjawab pertanyaan siagaindonesia, Kadinkes Jatim, Erwin Ashta Triyono mengatakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bergerak tersebut dilakukan sejak tahun 2019 yang dibiayai Dinas Kesehatan dengan anggaran Rp 300-500 juta per kunjungan. Adapun sumberdaya kesehatan diambilkan dari Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit Daerah dan Dinkes Provinsi dan Kabupaten.
“Untuk anggaran operasional kapal bisa di tanyakan ke Dishub, karena kapal tersebut milik Dishub”, jawabnya.
Akan tetapi mata anggaran Pengoperasian Kapal Rumah Sakit Terapung tersebut tidak tercantum di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Jawa Timur Tahun 2023. Pada Tahun 2022 pengoperasian Kapal Rumah Sakit Terapung dianggarkan sebesar Rp 6,4 Miliar (LPSE Tahun 2022), pemenang tendernya PT. Pelayaran Nasional Bintang Timur Baru Bakti Sulawesi Selatan.
Sejak insiden penggerebekan solar ilegal di Dermaga Baru Sapeken tersebut, Kapal Rumah Sakit Gandha Nusantara 02 tidak berada di pangkalannya, Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Redaksi mencoba melacak melalui Marine tracker, posisi kapal berada di Banyuwangi.
Diperoleh juga informasi dari salah satu KSOP posisi kapal bermasalah tersebut memang berada di Banyuwangi. Sementara itu Kadishub Jatim, Nyono yang dikonfirmasi belum merespon.@masduki