SIAGAINDONESIA.ID,- Surabaya – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan penggerak utama ekonomi nasional. UMKM menyumbang sekitar 99% dari total unit usaha yang ada di Indonesia.
Sebagai penggerak utama perekonomian masyarakat, keberadaan UKM tentu memerlukan perhatian serius dari semua pihak melalui penguatan para pelaku UMKM. Tentu, untuk mewujudkan itu membutuhkan peran dan kontribusi berbagai pihak, salah satunya perguruan tinggi.
Atas dasar itulah, Prodi S-3 Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UNESA memberikan pelatihan kepada para UMKM Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Pelatihan yang diikuti puluhan pelaku UMKM di Balai Kelurahan Sawunggaling ini berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan dan pengemasan praoduk. Tujuannya agar para pelaku UMKM bisa terus berkembang dan berdaya saing.
Prof Dewie Tri Wijayati, Guru besar UNESA megatakan, dalam berbisnis harus memiliki keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung. Keuntungan dalam berbisnis tidak boleh untung sendiri, tetapi harus untung bersama antara yang punya usaha dengan pelanggan atau customer.
“Kalau penjual untung sendiri, nanti pembeli lari ke tempat lain, lama kelamaan usaha kita tidak laku dan tutup dengan sendirinya. Intinya, harus saling menguntungkan antara penjual dan konsumen,” ucapnya saat membuka kegiatan.
Koorprodi S3 Manajemen menambahkan bahwa dalam membuka atau mengembangkan usaha, pelaku UMKM harus melakukan inovasi baik dari aspek bentuknya, rasanya, maupun kemasannya.
Sebagai contoh, jualan pisang goreng di mana-mana hampir sama bentuk dan rasanya. Harganya pun relatif lebih sama. Ketika pisang goreng itu diberi inovasi dari aspek rasa misalnya menambahkan keju, susu dan coklat bisa menjadi pisang goreng keju, pisang goreng susu, dan menjadi pisang goreng coklat.

“Kalau sudah tambah rasa, produk kita naik kelas, harganya pun jadi beda. Dengan begitu insya Allah usaha kita laris, dan bisa berkembang,” ucapnya.
Selain inovasi, cara pengemasan produk juga penting untuk menguatkan karakter usaha UMKM. Hanya karena beda kemasan, harga jualan produk bisa berbeda. Untuk itulah, bisnis tidak sekadar jualan, tetapi harus untung dan harus berkembang. Caranya, melakukan inovasi, baik dari aspek bentuk, rasa, maupun pengemasannya.
Ketua Tim PKM, Dr Nadia Asandimitra SE, MM menambahkan bahwa pemilihan tempat pelatihan didasarkan pada hasil analisis awal. Dimana, Kelurahan Sawunggaling jarang sekali mendapatkan “sentuhan” dari akademisi.
“Melalui PKM ini diharapkan dapat menjalin sinergi yang berkelanjutan antara UNESA dengan Kelurahan Sawunggaling,” bebernya.
Pelaku UMKM mendapatkan banyak penguatan dari pelatihan yang disampaikan para narasumber. Di antaranya, materi cara menumbuhkan mindset wirausaha yang disampaikan Ratih Amelia (dosen FEB UNESA) dan materi cara pengemasan produk yang disampaikan Muh Ariffudin Islam (dosen Desain Komunikasi Visual UNESA).
Pelatihan ini disambut baik para warga dan pihak kelurahan Sawunggaling. Lurah Sawunggaling, Rizka Fadillah, mengatakan bahwa ini merupakan pertama kali kegiatan pengembangan UMKM melibatkan akademisi.
“Saya sangat senang, karena dengan kegiatan seperti ini bisa menjadi bekal yang penting bagi para pelaku UMKM di sini, agar bisa memanfaatkan pasar, biasa jualan, jualannya bisa berkembang, caranya kita perlu inovasi misalnya kemasan yang dilihat orang pertama kali,” ucapnya.
Dia berharap, kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik, bekal yang bagus bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. “Dengan begini, saya harap usaha ibu-ibu atau warga di sini bisa naik kelas, bisa makin laris, bahkan bisa buka cabang. Karena itu, kami harap, pelatihan ini tidak sampai di sini, tetapi berkelanjutan,” harapnya. @sir