SIAGAINDONESIA.ID – Desa Sumberkerang, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur berhasil meraih juara pertama lomba desa inklusif nasional Unesa Village Awards 2024, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Desa dan Daerah (Pusbangdesda), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ternyata, selain inovasi yang dimilki, desa tersebut menyimpan kisah melegenda. Konon, asal muasal penamaan Desa Sumberkerang berkaitan erat dengan sebuah kerang raksasa di sumber desa setempat.
Dikutip dari radarbromo.jawapos.com, sebelum menjadi sebuah desa, dulu wilayah Sumberkerang masih berupa hutan dengan pepohonan dan tanaman liar, juga binatang liar. Lalu, datanglah seorang pengembara dari Pulau Madura bernama Kiai Tuan dan istrinya.
Kiai Tuan dan isterinya mendarat di laut pantura Gending setelah beberapa hari melakukan pelayaran. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan darat ke arah Selatan hingga sampai pada sebuah wilayah yang memiliki sebuah sumber mata air (saat ini bernama Dusun Sumberan, Red).
Lingkungan sekitar sumber, masih berupa pohon. Dikelilingi tanaman liar dan semak belukar yang masih lebat. Merasa cocok, Kiai Tuan dan Nyai Tuan memilih bermukim di wilayah setempat.
Lingkungan tempat tinggal Kiai Tuan dan Nyai Tuan berdekatan dengan sumber mata air yang jernih dan melimpah, sehingga selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, juga bisa dimanfaatkan untuk irigasi.

Alhasil, kawasan itu, menjadi wilayah dengan potensi pertanian yang baik. Selama bermukim, mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok tanam.
Singkat cerita, pada Jumat manis dini hari. Kiai tuan mengambil wudu di mata air tersebut. Saat hendak mengambil air menggunakan kedua tangan, ia melihat sepasang kerang yang saat itu masih hidup.
Kerang berukuran raksasa hidup di dalam sumber mata air tersebut. Dari sinilah, akhirnya Kiai Tuan menamainya Sumberkerang.
Seiring dengan berjalannya waktu, nama Sumberkerang meluas. Sesuai dengan jangkauan pemenuhan irigasi dan air yang digunakan oleh warga. Wilayah itulah yang kini menjadi sebuah desa yakni Desa Sumberkerang.
Ada tiga kerang berukuran raksasa yang ditemukan di dalam sumber yang kondisinya saat ini sudah menjadi fosil. Kerang pertama, memiliki ukuran paling besar 1,2 meter dan lebar 80 sentimeter. Saat ini, fosil tersebut berada di Dusun Talang.
Kerang kedua, memiliki panjang 1 meter dan lebar 80 sentimeter yang saat ini berada di Dusun Krajan. Sedangkan kerang ketiga, berukuran panjang 80 sentimeter dan lebar 60 sentimeter, yang saat ini berada di Balai Desa Sumberkerang, Kecamatan Gending.
Selain menjadi ikon desa yang menjadi daya tarik pengunjung, fosil kerang diyakini oleh warga memiliki tuah atau khodam. Beberapa kejadian menunjukkan tuah yang dimiliki fosil kerang tersebut.
Pernah suatu ketika, ada yang mengambil potongan fosil untuk mata akik, tapi setelah dpakai, si pemakai justru merasa tidak tenang, sehingga orang itu pun mengembalikan lagi pada tubuh kerang.
Fosil kerang yang saat ini berada di Balai Desa Sumberkerang, mendapat perawatan khusus dan sering dibersihkan dengan menggunakan air kembang. Tujuannta, pertama, sebagai bentuk penghormatan bagi ikon desa sekaligus cikal bakal penamaan desa. Kedua, sebagai upaya untuk membersihkan fosil agar terhindar dari kotoran yang dapat merusaknya. Serta, siraman air kembang agar fosil wangi. @sir/bs