SIAGAINDONESIA.ID La Nyalla Mattalitti menyerahkan berkas pendaftaran pencalonan ketua umum PSSI ke kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
La Nyalla menceritakan latarbelakang keinginan kembali menduduki kursi nomor satu badan sepak bola nasional. Menurutnya, dia merasa punya utang dengan voters PSSI untuk membenahi sepak bola Indonesia.
“Pada 2015 ada KLB, dari 107 voters saya mendapatkan 94 voters. Pada saat saya dilantik oleh FIFA, saat itu saya juga mendapatkan surat pembekuan dari Menpora (Imam Nahrawi). Tapi saya merasa dikriminalisasi dan masuk dalam tahanan karena katanya korupsi dana hibah Kadin,” kata La Nyalla.
La Nyalla memang bukan orang baru di PSSI. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu sempat berada di kursi tertinggi PSSI pada 2016.
Saat ditanya dukungan terhadapnya, La Nyalla mengaku baru mengantongi dua sokongan. Ia tetap yakin bakal meraup tambahan suara dari voters lain dalam waktu dekat.
“Saya dari voters hanya dua, dari Jawa Timur dan Persela. Tapi ingat, soal dukungan itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI, mencalonkan. Bukan dukungan itu berarti bahwa itu sudah mendapatkan pilihan dari voter,” ungkapnya.
Sementara di akun Instagramnya @lanyallamm1, Ketua DPD RI itu mengungkapkan panjang lebar soal alasannya maju sebagai ketua umum PSSI. Berikut testimoni La Nyalla:
Hari ini tanggal 13 Januari 2023 setelah sholat Jumat, Saya mendaftarkan diri di kantor PSSI untuk mencalonkan sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027.
Saya masih ingat perjuangan PSSI pada tahun 2012-2015 yang dimulai dari adanya organisasi PSSI asli tapi anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI yang organisasinya palsu, tapi anggotanya asli. Setelah pertemuan beberapa kali, keduanya tetap berjalan.
Tak lama, akhirnya digelar Kongres Luar Biasa (KLB). Saat itu Johar Arifin menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, dan saya sebagai wakilnya yang membidangi Badan Tim Nasional. Di KLB itu juga IPL dan ISL digabungkan. Saya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dengan memperoleh 94 suara dari 107 voters. Sisanya sebanyak 13 suara terbagi ke kandidat lainnya.
Saya merasa masih memiliki utang kepada para voters yang memberi saya amanah sebagai Ketua Umum PSSI waktu itu. Sekarang saya terpanggil. Sudah saatnya saya membayar utang saya kepada para voters sebagai pemberi amanah saat itu. Yang pasti, tugas saya belum selesai dan pada saatnya kita benahi semua.
Saat saya pegang PSSI, kita juara AFF U-19. Kantor kita juga mewah. Pembinaan wasit dan pemain berjalan dengan baik. Dan sekarang akan saya bangkitkan kembali. Sekarang kita harus kembalikan lagi sepakbola ini dikelola oleh profesional. Kita harus kembalikan kejayaan sepakbola nasional.
Selain ingin mengembalikan kejayaan sepakbola Indonesia, saya juga bertekad untuk memberantas mafia bola yang masih marak berkeliaran. Saat saya menjabat Ketua Umum PSSI, mafia bola tak berani unjuk gigi. Saya sikat habis. Saya yakin para voters mau bergandengan tangan dengan saya untuk menghancurkan mafia bola, terutama di lingkaran internal PSSI.@
Discussion about this post