Oleh: M Rizal Fadillah
IJAZAH baik SMA maupun Universitas Jokowi masih ramai diperbincangkan dan sulit untuk diprediksi berhenti. Semakin hari semakin dekat saja pada pembuktian bahwa ijazah itu palsu. Artinya Jokowi tamat. Kepalsuan ijazah potensial berefek domino bagi terbongkarnya berbagai kejahatan lain seperti korupsi, nepotisme, pelanggaran HAM ataupun penjualan kedaulatan.
The final attack atau Gerudug 15-16 berhasil menemukan titik terang menuju terkuaknya kepenasaran publik mengenai status ijazah UGM Jokowi. Sikap tertutup Rektorat justru membuka celah penyesatan. Ada saja blunder yang berakibat fatal.
Pertama, penunjukan skripsi Jokowi oleh pihak UGM ternyata sama persis dengan apa yang pernah didapat sendiri oleh Dr Rismon terdahulu. Tampilan brrbagai kejanggalan akan sampai pada bukti akan palsunya skripsi tersebut. Kedua, perbandingan yang diajukan oleh “teman Jokowi” justru membongkar cacat-cacat akademik UGM atau palsunya dokumen. Keliru “tesis” memperoleh gelar sarjana yang seharusnya adalah “skripsi”.
Untuk ijazah, keputusan Jokowi nampaknya telah sampai pada tahap mundur kena maju kena. Hal ini menjadi konsekuensi dari sikap tidak jujur atau penyembunyian kebenaran. Tidak mau menunjukkan “ijazah asli” kepada delegasi TPUA akan tetapi justru memperihatkan kepada wartawan adalah sebuah keputusan yang mencelakakan diri.
Melarang wartawan untuk memfoto atau merekam merupakan pembungkaman sekaligus bujukan untuk berkonspirasi. Namun sikap kritis awak media telah berhasil membongkar borok. Pertanyaan tentang foto Jokowi yang berkacamata dalam ijazah menjadi temuan berharga. Artinya ijazah “asli” itu sama dengan foto copy yang beredar atau ijazah yang disebar oleh kader PSI. Foto Jokowi berkumis dan berkacamata.
Dr Roy Suryo dan Dr Rismon Sianipar telah menelaah secara seksama baik dengan Error Level Analysis, Face Comparison, Face Recognation, atau berbagai alat uji lainnya yang menyimpulkan bahwa foto person berkacamata itu bukanlah Jokowi. Memiliki kemiripan tinggi dengan Dumatno Budi Utomo yang tidak lain adalah sepupu Jokowi, alumni STIE Surakarta dan Dirut PT Toba Bara Energy milik Luhut Panjaitan.
Kecelakaan pada Jokowi telah terjadi. Fokus pada foto dalam ijazah UGM yang bukan foto Jokowi mempercepat temuan perburuan ijazah. Awal kecurigaan publik atas ijazah Jokowi adalah foto ijazah tersebut dan 16 April 2025 saat Jokowi pamer kepada para wartawan, maka tragedi “kacamata pecah” itupun terjadi. Bukti akan palsunya ijazah yang berada di dalam stop map UGM tersebut.
Setelah 40 tahun sejak 1985 ijazah itu menghilang maka pada tahun 2025 akar penyembunyian di gorong-gorong akademik itu akhirnya rungkad. Bareskrim Mabes Polri harus mulai bertindak.
Tahun tahun kegelapan akan segera berakhir. Jokowi segera tamat.@
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan