SIAGAINDONESIA.ID, (Surabaya) – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai aktivitas, pekerjaan dan tugas di berbagai bidang, termasuk bidang penulisan baik esai maupun artikel ilmiah.
Guru besar bidang pembelajaran menulis Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd yang melakukan penelitian seputar AI dan penulisan esai atau artikel ilmiah membeberkan sejumlah plus minus penggunaan AI.
Syamsul Sodiq menyebutkan, setidak ada tiga manfaat penggunaan AI dan penulisan. Pertama, lebih efisien atau lebih hemat waktu dengan jawaban yang to the point dan dapat membantu brainstorming serta mempercepat proses menulis.
Kedua, memberikan dukungan akademik berupa bantuan penyusunan ide, argumen, dan hipotesis. Juga dapat meningkatkan keterlibatan dan memotivasi mahasiswa. Ketiga, AI menawarkan fitur yang lebih sederhana dan mudah digunakan.
“AI juga dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa,” ujar gurus besar dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu.
Beragam manfaat itulah, terang Syamsul Sodiq, menjadi salah satu alasan mahasiswa menggunakan AI dalam mengerjakan tugas. Dalam penelitian yang dilakukan guru besar kelahiran Kediri itu ditemukan bahwa mahasiswa memiliki sikap atau persepsi positif terhadap AI dalam konteks penulisan artikel atau karya tulis ilmiah.
“Penelitian saya lakukan terhadap 330 mahasiswa semester dua Unesa, pembelajar materi penulisan artikel ilmiah. Hasilnya, mahasiswa banyak merasa lebih percaya diri menggunakan AI,” bebernya.
Selain itu, jelas Syamsul Sodiq, mahasiswa merasa banyak mendapatkan umpan balik yang berguna dalam hal penulisan artikel ilmiah atau menulis esai bahasa Indonesia. Mereka juga menganggap AI dapat memperbaiki kesalahan tata bahasa dan struktur kalimat.
Mahasiswa merasa AI membantu meningkatkan kreativitas, mengembangkan ide dan argumen tulisan. Mahasiswa juga merasa lebih efisien dalam menyelesaikan tugas esai penulisan esai bahasa Indonesia.
“Mahasiswa juga menganggap AI sebagai alat untuk meningkatkan keaslian tulisan mereka dalam menulis esai bahasa Indonesia,” tambahnya.
Kendati memiliki banyak manfaat, berdasarkan sejumlah penelitian, ungkap Syamsul Sodiq, AI juga memiliki kelemahan yang perlu disadari bersama.
Pertama, menjadikan kredibilitas dan relevansi luaran yang kurang meyakinkan. Kedua, karena bahannya dari dan oleh mesin, maka ada kecenderungan plagiasi.
Ketiga, keterbatasan referensi. Karena hasil kerja mesin, sehingga pekerjaan yang dihasilkan terbatas, tidak sama dengan pekerjaan manusia. Keterbatasan mesin berbeda dengan keterbatasan manusia.
Keempat, risiko keamanan data, dan bias algoritma. Kelima, kebijakan perguruan tinggi yang belum ketat. Keenam, cenderung ketergantungan dan berkurangnya kompetensi.
“Kalau belajar itu berpikir. Dan, penanda kemanusiaan itu adalah berpikir, maka AI melakukan dehumanisasi,” tegas dosen kelahiran Kediri, 13 Februari 1966 itu. @SF/SIR