SIAGAINDONESIA.ID, Surabaya – Guru besar Unesa Prof Dr Frida Ulfah Ermawati, MSc dan tim berhasil memfabrikasi beberapa macam komposisi keramik dielektrik berbasis MgTiO, sebagai kandidat material resonator DRO (dielectric resonator oscillator).
Guru besar bidang fisika material merasa terpanggil, sebab selama ini komponen DRO masih diimpor dengan material dialektrik yang umumnya berupa barium titanat yang mahal harganya.
“Karena itu, saya berusaha membuat alternatif atau penggantinya yaitu berupa material Mg1-xZnx yang disingkat material MZT sebagai material resonator radar,” ucapnya.
Selain itu, ia juga berhasil mengkarakterisasi modul DRO berbasis MgTiOs tersebut sebagai material resonator untuk radar C-band, yakni jenis radar yang menggunakan frekuensi radio yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk radar cuaca, radar militer, hingga radar komunikasi satelit.
“Melalui kolaborasi dengan periset dari Pusat Penelitian Telekomunikasi dan Pusat Penelitian Elektronika BRIN Bandung, kami juga berhasil merancang prototipe modul DRO dan telah diujicobakan untuk keramik MZT dan MZTS,” terangnya.
Semua hasil pekerjaan tersebut, jelas Frida, menjadi temuan-temuan baru (novelty) di bidang ini. Karena itu, beberapa dokumen paten telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum Republik Indonesia.
Guru besar kelahiran Surabaya itu berharap riset dan inovasi yang dilakukan dapat memberikan kontribusi dalam mendorong kemandirian Indonesia di bidang pertahanan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut sangat luas mencapai 5,8 juta kilometer persegi, meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), laut teritorial, dan wilayah lain dalam batas yurisdiksi Indonesia.
Wilayah laut tersebut perlu dijaga oleh lembaga pertahanan Indonesia. Selama ini, sarana yang digunakan dalam menjaga kedaulatan wilayah laut yaitu menggunakan radar atau radio detection and ranging.
Dalam sistem radar, terdapat sumber energi atau sumber frekuensi yang disebut sebagai dielectric resonator oscillator (DRO). Komponen utama modul DRO berupa material dielectric resonator (DR) yang berfungsi sebagai penstabil frekuensi resonansi.
Selama ini, Indonesia masih menjadi konsumen di bidang teknologi radar, termasuk untuk komponen modul DRO-nya yang diimpor dari luar negeri dengan harga yang cukup mahal. Padahal, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan menekankan untuk menggunakan produk lokal.
Pun, mengikutsertakan industri pertahanan dalam negeri, adanya kewajiban alih teknologi, adanya imbal dagang, mengikuti ketentuan kandungan lokal dan atau ofset paling rendah 85 persen. @sir