SIAGAINDONESIA.ID Rendahnya produktivitas sektor perikanan, menuai atensi khusus dari Komisi II DPRD Gresik, dengan melakukan diskusi bersama para petambak untuk mencari solusi.
Lewat pertemuan yang dikemas dalam Focus Discution Grup (FGD), di Desa Betoyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, diharapkan bisa memberikan angin segar bagi para petambak.
Menurut, anggota Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir, petambak diwilayah Kabupaten Gresik banyak yang mengeluh. Akibat tidak bisa berbuat banyak, untuk bisa mengembangkan tambaknya menjadi produktif.
“Sejumlah persoalan yang dihadapi para petambak, diantaranya terkait sedimentasi saluran irigasi, penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas, hingga tingginya harga produksi akibat kelangkaan pupuk bersubsidi,” ujarnya, Kamis (27/10).
Persoalan tersebut, tentu membutuhkan perhatian dan harus dikoordinasikan dengan pihak terkait. Agar ada langkah penanganan yang kongkrit dan cepat.
“Kami mendorong dinas terkait, untuk membuat skala prioritas dalam menindaklanjutinya. Sehingga, legislatif mampu memberikan dukungan dalam bentuk anggaran,” tuturnya.
Selain itu, perlu ada rasionalisasi argumentasi yang kuat. Pasalnya, konflik kepentingan bisnis juga kerap menghambat produktivitas,” tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan Gresik Mohammad Nadlelah mengakui adanya sedimentasi yang tinggi dikawasan perikanan. Khususnya di wilayah saluran primer, mulai muara Bengawan Solo dan Kali Mering Manyar.
“Jika normalisasi dilakukan, maka produksi musim panen bisa meningkat tiga kali dalam setahun,” ucapnya.
Pihaknya pun berupaya melakukan normalisasi melalui sumber dana APBD yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus ke Desa. Termasuk melakukan koordinasi bersama BBWS Bengawan Solo yang memiliki wewenang dalam pengendalian kawasan sungai.
“Koordinasi dengan sejumlah pihak telah kami lakukan, terutama untuk menekankan kebutuhan air dari para pembudidaya ikan di Kabupaten Gresik,” tandasnya. @ahu