SIAGAINDONESIA.ID,- Holding BUMN berupa Daya Anagata Nusantara atau Danantara dinilai bisa menjadi ‘kekuatan’ besar bagi BUMN pangan untuk mewujudkan swasembada. Hal itu disampaikan Dosen Prodi S-1 Agribisnis Digital, Fakultas Ketahanan Pangan (FKP), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Amirusholihin yang menilai kebijakan Danantara yang diluncurkan pada 24 Februari 2025 lalu itu merupakan terobosan sangat berani.
Menurut Amirusholihin, kendati dipertanyakan publik dan menimbulkan polemik, Danantara bisa menjadi kekuatan besar yang merangkul BUMN termasuk BUMN pangan, jika Badan Pengelola Investasi (BPI) tersebut dikelola dengan baik.
“Awalnya, ada tujuh BUMN yang bergabung Danantara. Dikabarkan BUMN pangan seperti Bulog, ID FOOD, Pupuk Indonesia, dan lain-lain yang rata-rata masih skala kecil dan menengah itu juga akan bergabung Danantara. Ini memberikan manfaat baru bagi BUMN pangan,” ucapnya.
Dengan kata lain, keikutsertaan BUMN pangan dalam BPI Danantara bisa mewujudkan visi besar pemerintah yaitu mencapai swasembada pangan. Setidaknya ada beberapa keuntungan BUMN pangan masuk Danantara.
Pertama, akses pendanaan yang lebih mudah, dengan bergabung ke dalam holding, BUMN pangan bisa mendapatkan pendanaan lebih mudah karena dukungan dari induk holding dan skala ekonomi yang lebih besar.
Investor lebih tertarik pada entitas besar dengan struktur keuangan yang lebih kuat. “Pertumbuhan skala produksi akan mudah dicapai sehingga, bisa memperluas jangkauan pasar, baik nasional maupun internasional,” tutur dosen kelahiran Blitar itu.
Kedua, efisiensi operasional. Danantara dapat melakukan konsolidasi operasional, seperti pengadaan bersama, optimalisasi SDM, dan pemanfaatan aset yang lebih baik.
Pengurangan biaya overhead dan beban administrasi melalui sinergi antar perusahaan dalam holding mampu memunculkan efisiensi bagi perusahaan dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Ketiga, peningkatan tata kelola dan profesionalisme. Holding akan membantu memperbaiki tata kelola perusahaan dengan standar yang lebih baik, meningkatkan profesionalisme dalam manajemen, yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan.
Keempat, akses ke teknologi inovasi dan dukungan dalam transformasi digital. Standarisasi anggota holding akan mendorong BUMN pangan mengikuti standarisasi Holding yang lebih baik.
Akses ke teknologi dan praktik terbaik dari standar holding bisa diterapkan BUMN kecil untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Holding dapat memfasilitasi digitalisasi proses bisnis, baik dalam sistem keuangan, pemasaran, maupun manajemen rantai pasok.
Dengan berbagai keuntungan ini, BUMN pangan yang bergabung ke Danantara dapat memperoleh dukungan kebijakan, adopsi teknologi, dan modal sehingga lebih berkembang, berdaya saing, dan memiliki masa depan yang lebih cerah dalam ekosistem bisnis Indonesia.
Pandangan yang disampaikan Dosen Prodi S-1 Agribisnis Digital Unesa tersebut didasarkan pada sejumlah literatur ilmiah, seperti Boros, A., Szólik, E., Desalegn, G., & Tőzsér, D. (2025). A Systematic Review of Opportunities and Limitations of Innovative Practices in Sustainable Agriculture. Agronomy, 15(1), 76. Tautan ke jurnal, Ficbauer, D., & Režňáková, M. (2014). Holding Company and Its Performance. Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 62(2), 329–337. https://doi.org/10.11118/ACTAUN201462020329.
Referensi lainnya adalah Johnson, R. D., & Meinster, D. R. (2016). Bank Holding Companies: Diversification Opportunities in Nonbank Activities. Eastern Economic Journal, 1(4), 316–323. https://ideas.repec.org/a/eej/eeconj/v1y1974i4p316-323.html dan Xu, W.-B. (2017). Dynamic Weighted Comprehensive Assessment Model of the Advantages of Financial Holding Companies. DEStech Transactions on Social Science, Education and Human Science. https://doi.org/10.12783/DTSSEHS/ESHD2016/5219. @sir