SIAGAINDONESIA.ID,- Surabaya – Program MBKM menjadi cerita dan pengalaman berharga bagi mahasiswa yang menjalaninya. Seperti yang dirasakan Olivia Charis Kusuma, mahasiswi prodi Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA yang menjalani KKN-MBKM di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang.
Mahasiswi disabilitas yang akrab disapa Olivia itu menceritakan pengalamannya selama 5 bulan (Februari – Juni 2024) menjalai KKN di sana. Ia terlibat dalam banyak kegiatan, termasuk menjadi pendamping bagi para penyandang tunanetra lainnya.
Olivia terlibat dalam pelatihan braille, pengenalan teknologi, hingga mengadakan kegiatan sosial yang menjadikan masa KKN sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Apalagi, UPT RSBN memiliki program untuk meningkatkan kemandirian para penyandang tunanetra. “Banyak pengalaman yang saya dapat di sana,” ucapnya singkat, Rabu (14/8).
Olivia melatih peserta untuk membaca dan menulis braille, terutama bagi mereka yang baru masuk atau yang sudah lanjut usia dan mengalami penurunan kemampuan belajar. Usia para peserta di sana bervariasi, mulai dari 17 hingga 50 tahun. “Program pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” terangnya.

Salah satu program yang menarik bagi Olivia yaitu “braille explore.” Pada program itu, ia dan tim menulis braille di atas kertas, menempelkannya pada besi, dan memalu besi tersebut sehingga huruf-huruf braille muncul dalam bentuk timbul. “Program ini bertujuan membantu peserta mengenali lokasi-lokasi ruang kelas melalui sentuhan,” jelasnya.
Olivia juga melatih peserta berkomunikasi dengan baik dan benar melalui program “Distro Berbahasa”. Program ini mengajarkan cara bersosialisasi dan berkomunikasi secara sopan, terutama saat akan bekerja sebagai pemijat setelah menyelesaikan pendidikan di yayasan ini. “Pelatihan ini mencakup perpaduan antara formalitas dan etika komunikasi yang rapi,” imbuhnya.
Pelatihan Teknologi dan Adakan Berbagai Lomba
Selain itu, Olivia bersama tim juga menyediakan program pelatihan teknologi, seperti penggunaan fitur TalkBack pada HP Android dan pelatihan komputer berbicara. Program ini bertujuan untuk memudahkan peserta dalam mengoperasikan perangkat teknologi, sehingga bisa lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
“Pelatihan ini tidak hanya ditujukan untuk para peserta, tetapi juga untuk guru-guru dan pengajar di sana, agar program ini bisa terus berlanjut dan berkembang,” imbuhnya.
Untuk memberikan hiburan dan meningkatkan semangat para peserta, Olivia beserta tim mengadakan berbagai lomba, seperti lomba kartu UNO yang telah dimodifikasi agar bisa terbaca oleh tunanetra dan lomba domino yang dapat diraba. “Ada pula permainan “Gopal Couple”, yang serupa dengan sepak bola, tetapi disesuaikan untuk tunanetra,” tambahnya.
Selain itu, pada momen perayaan hari besar seperti Idul Adha misalnya, ia dan tim mengadakan lomba takbiran dan yel-yel. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan dinilai berdasarkan kekompakan dan kreativitas kostum. “Lomba ini sangat seru dan penuh semangat,” tandasnya.
Usai KKN, Olivia termotivasi mengikuti program magang. Sembari menunggu pengumuman magang keluar, ia membuka usaha kecil-kecilan di kampus. “Kami menjalani KKN di UPT RSBN bersama tim kelompok mahasiswa disabilitas lainnya,” pungkasnya. @tar/sir