SIAGAINDONESIA.ID Dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam berzakat, mendorong Ahmad Bahrul Ulum (19) menggelorakan literasi zakat di pedesaan. Melalui gagasan dan gerakannya itulah, mahasiswa prodi S1 Ilmu Komunikasi Unesa itu berhasil menjadi Wakil II Duta Baznas Jatim 2023.
Banyak kaum muda, kata Bahrul, yang belum mengerti mana zakat fitrah dan mana zakat mal. Selain itu, juga banyak yang masih menyalurkan zakat sesuai tradisi masyarakat setempat alias tidak kepada amil zakat. “Hal ini berdampak pada rendahnya pengumpulan zakat di pedesaan,” terangnya.

Keprihatinan pria kelahiran Gresik itu mendorongnya melakukan giat sosialisasi untuk meningkatkan literasi zakat di desa. “Masyarakat perlu diperkenalkan berbagai macam zakat, bagaimana urgensinya, dan seperti apa penyaluran serta kebermanfaatannya bagi umat,” jelasnya.
Untuk merealisasikan tujuannya itu, sebagai Duta Baznas, dia pun menyusun berbagai program kerja untuk mengedukasi masyarakat secara berkelanjutan. Program kerja yang disusun antara lain literasi zakat syair tentang zakat.
“Saya fokus promosi dan sosialisasi zakat melalui media sosial, berkoordinasi langsung dengan takmir-takmir masjid agar khutbah Jumat ataupun tausiah di masjid bisa berkaitan dengan tema seputar zakat,” imbuhnya.
“Saya juga terjun di berbagai kegiatan sosial keagamaan lain agar kegiatan tersebut bisa menjadi sarana edukasi zakat bagi masyarakat. Sementara itu, syair tentang zakat melalui sosial media digencarkan untuk meningkatkan literasi zakat nasional dengan segmentasi anak-anak muda yang sudah akrab dengan dunia digital,” tambahnya.
Selain itu, Bahrul juga menggagas gerakan S3 yaitu ‘Sedekah Sedino Seikhlase’ (Sedekah Setiap Hari Seikhlasnya). Melalui Gerakan ini, dia mengajak warga yang mampu untuk sedekah kepada sesama.
“Saya juga turut serta terjun dalam program unggulan di desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bersedekah dan berzakat dalam program SEJATI (Sejahterakan Hidup Anak Yatim),” tandasnya.
Diakui Bahrul, giat edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat memang tidak mudah. Namun, tantangan itu tidak membuatnya gentar dan putus asa. Dia percaya bahwa kesadaran masyarakat hanya butuh kesabaran, waktu, metode dan strategi sosialisasi yang efektif dan optimal.
“Karena itu, saya terus berusaha dan memaksimalkan semua sumber daya yang ada untuk mewujudkan harapan itu,” pungkasnya. @az/sir