SIAGAINDONESIA.ID Sebagai upaya memberikan solusi atas keterbatasan pemahaman para pengajar asal Tiongkok di Unesa terkait wawasan keIndonesiaan, sejumlah dosen UNESA memberikan pelatihan pembelajaran berbasis Cross Cultural Understanding (CCU).
“Pelatihan ini sangat penting untuk membekali mereka (para pengajar asal Tiongkok) dalam meminimalisasi terjadinya gegar budaya,” terang Ketua Tim PKM Prof Dr Bambang Yulianto M Pd.
Bambang mengatakan, Cross Cultural Understanding (CCU) atau yang dikenal dengan pemahaman lintas budaya, memungkinkan orang menghindari miskomunikasi dan salah tafsir. Selain itu, juga membuka kemungkinan terjadinya hubungan yang bermanfaat antarorang dengan budaya berbeda.
“CCU menjadi sarana terjadinya pertukaran informasi dan menghasilkan hubungan yang mutualisme, baik di dunia kerja maupun dalam berinteraksi sehari-hari,” ungkapnya.
Sebagai pengajar, lanjut Bambang, pemahaman akan CCU dapat membantu lebih memahami siswa. Selain itu, manfaat lainnya adalah meningkatkan kesadaran akan rasa hormat kepada orang lain dan meningkatkan rasa toleransi.
“Kita bisa berbagi dengan orang lain dan kita bisa mendapatkan hal-hal baru yang belum pernah kita dengar sebelumnya,” tandas Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni Unesa.
Dia menjelaskan, ada tiga elemen dasar dari semua bentuk komunikasi lintas budaya. Pertama, komunikasi verbal dengan cara eksplisit menyampaikan informasi dari satu orang ke orang lain.
Kedua, komunikasi nonverbal dengan bahasa tubuh seperti kontak mata atau ekspresi wajah. Dan, ketiga, norma sosial, dimana norma budaya yang berbeda menyebabkan gaya komunikasi yang berbeda pula.
Berdasarkan analisis situasi, tambah Bambang, diketahui bahwa aspek CCU pengajar asal Tiongkok belum optimal. Para pengajar cenderung bergaul dengan sesama pengajar dari Tiongkok sehingga kurang inisiatif dalam membangun komunikasi dengan masyarakat Indonesia.
“Karena itu, diperlukan strategi dan sarana untuk mengasah CCU mereka melalui pelatihan pembelajaran berbasis cross cultural understanding (CCU) bagi pengajar asal Tiongkok di Surabaya,” tambahnya.
Untuk diketahui, selain Prof Bambang Yulianto, Tim PKM ini beranggotakan Dr Harmanto, M.Pd, Sueb, M.Pd, Anis Trisusana, S.S, M.Pd, Prima Vidya Asteria, M.Pd. dam Dr Hasan Subekti M Pd. @sir