Hary Tanoe Jangan Jadi Menkominfo

Jika Asli Mengapa Sembunyi dan Ciut Nyali?

Mei 19, 2025
Jabatan Kepala Daerah Bukan Konten Medsos, Presiden Perlu Susun Panduan untuk Penertiban

Presiden Prabowo Bangun Rumah Tanpa Banyak Perantara?

Mei 19, 2025
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Membaca Dedi Mulyadi Lewat Lensa Ilmiah: Gubernur Tak Biasa untuk Jawa Barat yang Luar Biasa

Mei 19, 2025
Hary Tanoe Jangan Jadi Menkominfo
Opini

Jika Asli Mengapa Sembunyi dan Ciut Nyali?

by redaksi
Mei 19, 2025
0
1.4k

Oleh: M Rizal Fadillah LOGIKA atau alasan rasional anak SD adalah jika rakyat meragukan dan mempermasalahkan ijazah Presiden atau mantan...

Read moreDetails
Jabatan Kepala Daerah Bukan Konten Medsos, Presiden Perlu Susun Panduan untuk Penertiban

Presiden Prabowo Bangun Rumah Tanpa Banyak Perantara?

Mei 19, 2025
1.4k
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Membaca Dedi Mulyadi Lewat Lensa Ilmiah: Gubernur Tak Biasa untuk Jawa Barat yang Luar Biasa

Mei 19, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Senin, Mei 19, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Zulhas Menambah Panik Jokowi

by redaksi
Desember 21, 2023
Reading Time: 2 mins read
A A
Zulhas Menambah Panik Jokowi

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Foto: ist

494
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: M Rizal Fadillah

DI luar dugaan Jokowi dan pendukung Prabowo, Ketum PAN yang sekaligus Mendag Zukifli Hasan atau Zulhas membuat blunder. Akibat pendewaan kepada Prabowo, candaan soal fatihah dan tahiyyat menimbulkan reaksi dahsyat. Zulhas dianggap menista agama. Pengaduan ke aparat penegak hukum pun dilakukan. Hal ini buruk bagi Zulhas, PAN, Prabowo dan tentu saja bagi Jokowi.

Sejak PAN masuk menjadi koalisi Pemerintah maka Zulhas menjadi bagian aliran darah Jokowi. Imbalan bagi Zulhas di samping terhindar dari status pasien rawat inap juga jatah Menteri didapat. PAN bersama Golkar dan Gerinda adalah pendukung utama Prabowo-Gibran. Zulhas ikut menjadi penari Gemoy. Serangan pada Zulhas atas kasus penistaan agama menjadi kepanikan baru Jokowi.

Sejak mengambil pilihan ikut campur terang terangan dalam Pilpres sebenarnya Jokowi mulai memasuki “Panic Room”. Ruang dimana ketakutan menjadi kondisi diri. Melihat kamera ke luar akan gerak gerik dari pengancam yang mencarinya. Sebagaimana dalam film “Panic Room” ruangan itu sebenarnya terlindungi dengan sistem keamanan ekstensif berdinding beton dan baja, namun upaya-upaya untuk menerobos membuat Meg dan Sarah ketakutan hebat.

Sebelum mendeklarasikan “cawe cawe” Jokowi merasa telah kehilangan Ganjar yang tercuri di Batu Tulis. Dengan memegang Prabowo maka Jokowi mengambil risiko buruk. Megawati ngambek. Risiko buruk terberat adalah memaksa anaknya Gibran berpasangan dengan Prabowo. Kini musuh Jokowi bukan hanya PDIP dan Megawati tetapi juga oposisi dan rakyat yang anti KKN. Rakyat sudah muak dengan suguhan korupsi kekuasaan dan nepotisme.

Pasangan Ganjar-Mahfud yang “berkoalisi” dengan pasangan Anies-Muhaimin melawan Prabowo-Gibran tidak bisa dianggap enteng bagi Jokowi. Meskipun kecurangan telah dirancang. Sadar atau tidak Prabowo Gibran telah distempel menjadi pasangan yang “paling menyebalkan”, “paling mengada-ada” dan “paling tidak diharapkan”.

Di samping terakhir kasus “penistaan agama” yang menimpa Zulhas, ada lima isu dan masalah politik yang terus bakal membuat Jokowi panik, yaitu:

Pertama, politik dinasti atau nepotisme. Ketika Jokowi, Gibran, Kaesang, Anwar Usman dan Bobby Nasution diserang sebagai keluarga musuh rakyat, maka beban sangatlah berat. Proteksi dan penyelamatan keluarga menjadi prioritas. Akibatnya hancur reputasi dan konsentrasi.

Kedua, pembuktian ijazah palsu yang sulit diantisipasi. Pengadilan sudah menjadi tontonan rakyat bahwa betapa berbelit dan sulit untuk menyembunyikan kebenaran. Ijazah Jokowi semakin lusuh dan sudah dekat untuk “dirobek” dan dibuang ke tempat sampah. Jokowi mulai melamun dan menangisi nasib.

Ketiga, gunjingan pada Gibran akan terus berlanjut dan menghebat. Kampanye buruk akibat kebodohan dan, meminjam istilah Rocky, kedunguan. Debat esok ditunggu. Kejutan apa yang terjadi ? Yang jelas upaya menghilangkan sesi debat telah gagal. Ayah bunda Jokowi dan Iriana panik. Anak jadi dagelan bergelar sarjana domestik “bocil”, “belimbing sayur” dan “samsul”.

Keempat, Prabowo jagoan Jokowi semakin tidak berwibawa. Faktor emosi dan tingkah gemoy geboy menunjuk pada usia yang semakin senja. Soal “endasmu etik” telah menjadi etika baru dalam berpolitik jahiliyah. Sementara pak Ketum Zulhas mulai belepotan. Pendewaan Prabowo berakibat ketauhidan terganggu. Fatihah dan tahiyyat diobrak-abrik. Ahok barukah?

Kelima, kepanikan global menghadapi “plototan” China. Pengabdian total Jokowi tidak menghasilkan bukti. Rempang gagal, IKN masih taruhan, Prabowo Gibran bukan kekuatan. “Gender” Prabowo dipertanyakan antara China dan Amerika. China membawa pecut sanksi untuk Jokowi. Ini kepanikan hakiki yang dapat membuat frustrasi bahkan bunuh diri.

Menuju proses Pilpres ketenangan, kemantapan dan keyakinan akan kemenangan diragukan. Eep Fatah menyebut Prabowo Gibran dapat kalah dan Jokowi akan jatuh. Itu bukan mimpi apalagi halusinasi, tetapi mendekati realita atau kondisi nyata.

Panik Jokowi bukan karena akan selesai jabatan pada bulan Oktober 2024 tetapi Pilpres Februari 2024 hasil dan suasana yang dapat tidak sesuai dengan misi dan prediksi. Kepanikan Jokowi membuat langkah semakin membabi buta.
Akhirnya Pilpres 2024 justru tanpa keberadaan Jokowi. Jokowi lengser lebih dini.@

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Share198Tweet124
Previous Post

Danyonarmed 12 Angicipi Yudha Ikuti Karya Bhakti dan Pembersihan Gunung Lawu Bersama Kasad

Next Post

Sambangi Komunitas Peduli Disabilitas, J&T Express Antarkan Paket Kebahagiaan Jelang Natal

Berita Terkait

Hary Tanoe Jangan Jadi Menkominfo

Jika Asli Mengapa Sembunyi dan Ciut Nyali?

by redaksi
Mei 19, 2025
0
1.4k

...

Jabatan Kepala Daerah Bukan Konten Medsos, Presiden Perlu Susun Panduan untuk Penertiban

Presiden Prabowo Bangun Rumah Tanpa Banyak Perantara?

by redaksi
Mei 19, 2025
0
1.4k

...

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Membaca Dedi Mulyadi Lewat Lensa Ilmiah: Gubernur Tak Biasa untuk Jawa Barat yang Luar Biasa

by redaksi
Mei 19, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Sambangi Komunitas Peduli Disabilitas, J&T Express Antarkan Paket Kebahagiaan Jelang Natal

Sambangi Komunitas Peduli Disabilitas, J&T Express Antarkan Paket Kebahagiaan Jelang Natal

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.