Oleh: Abdurrahman Anton M.
Ummat Islam diajarkan ajaran damai dan toleran terhadap perbedaan pendapat bahkan terhadap non muslim. Hal tersebut karena pemahaman Islam yang benar dan mendalam dan untuk menjaga persatuan ummat.
Tetapi menurut berbagai sumber ada ajaran yang disebarkan oleh pihak yang tidak berdasarkan pada Syari’at Islam yang benar dan berpotensi merusak pemikiran, perilaku dan persatuan ummat karena ajarannya menyakiti perasan, intoleran dan meneror ummat Islam.
Selain para islamophobic ajaran intoleran dan terror ini sangat berpotensi memecah-belah keharmonisan ummat dan merusak kesatuan bangsa khususnya ummat Islam.
Ajaran ini berasal dari satu golongan yang secara sejarah disebutkan berasal dari ajaran yahudi yang bertujuan memecah-belah dan melemahkan ummat Islam.
Pertama, mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar dan Umar. Padahal sayyidina Ali Rodhiyallohu anhu mengakui beliau berdua sebagai Kholifah yang sah dan pemimpin terbaik. Bahkan menamai anak-anak beliau dengan Abu Bakar dan Umar.
Kedua, berlebih-lebihan dalam mengagung-agungkan imam-imam mereka dengan mengatakan bahwasanya mereka itu ma’shum dan lebih utama dari para nabi dan para rasul, mereka juga melekatkan sifat-sifat tuhan di dalam diri para imam, hingga mengeluarkan mereka dari batas-batas kemakhlukan!
Di antara sikap ekstrem mereka, klaim mereka bahwa para imam mengetahui hal-hal yang gaib, dan mereka mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi, tidak terkecuali. Mereka mengetahui apa-apa yang ada dalam hati, apa-apa yang ada dalam tulang belakang kaum pria dan apa-apa yang ada dalam rahim kaum wanita. Mereka juga mengetahui apa yang telah lalu dan yang akan datang hingga hari kiamat.
Padahal Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam saja tidak mengetahui sesuatu apalagi yang ghoib kecuali diberitahu ALLOH Subhanahu wa Ta’ala.
Ketiga, para imam mereka mengetahui kapan mereka akan mati dan mereka tidak akan mati kecuali dengan kemauan mereka sendiri.
Padahal yang mengetahui kapan hidup dan mati, dan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian hanyalah ALLOH Subahanahu wa Ta’ala.
Keempat, klaim mereka para imam mereka memiliki kekuasaan untuk mengatur alam semesta ini semau mereka; mereka bisa menghidupkan orang yang telah mati, juga menyembuhkan orang yang buta, orang yang terkena kusta, kemudian dunia akhirat milik para imam, mereka berikan kepada siapa saja sesuai dengan kehendak mereka.
Padahal ALLOH Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai Pencipta, Penguasa dan Tuhan Yang disembah Yang Maha Esa.
Kelima, semua makhluk diciptakan untuk para imam mereka, sedangkan manusia adalah budak-budak mereka.
Padahal manusia itu kedudukannya sama dan yang membedakannya adalah nilai Taqwanya.
Keenam, Nabi Isa Alaihi Salam dianggap sebagai budaknya Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu.
Padahal Nabi Isa Alaihi Salam hidup lebih dulu dan beliau adalah seorang Nabi dan Rosul, sedangkan Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu adalah manusia biasa yang pernah diamanati sebagai Kholifa setelah Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan Rodhiyallohu Anhum.
Ketujuh, Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu dianggap sebagai sandaran seluruh makhluk pada hari pertimbangan Amal yaitu Mizan.
Padahal semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban masing-masing, dan syafaat itu ada pada Baginda Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam.
Kedelapan, mereka mempercayai siapa yang memint kesembuhan kepada kuburan Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu maka akan dikabulkan do’anya.
Padahal Penyembuh itu hanyalah ALLOH Subhanahu wa Ta’ala.
Kesembilan, mereka memiliki kepercayaan bahwa Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu mengatakan bahwa “Aku adalah ilmu Allah, aku adalah hati Allah yang sadar, aku adalah mulut Allah yang berbicara, aku adalah mata Allah yang melihat, aku adalah pinggang Allah, aku adalah tangan Allah. Padahal ALLOH Subhanahu wa Ta’ala memiliki sifat Mukholafatul lil hawaditsi yaitu berbeda dengan makhluk dan tidak butuh bantan makhluk.
Kesepuluh, mereka percaya bahwa Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu adalah menciptakan langit dan bumi dan menguasainya. Padahal beliau itu adalah manusia biasa yang dihidupkan dan dimatikan oleh ALLOH Subhanahu wa Ta’ala.
Kesebelas, mereka meyakini bahwa Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu adalah penegak Hujjah yang sudah dituliskan di Arsy bersama ALLOH Subhanahu wa Ta’ala sebagai Tuhan, Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi wa Sallam. Padahal Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu adalah manusia biasa dan tidak disejajarkan dengan para Nabi.
Keduabelas, mereka menganggap bahwa imam mereka menerima transfer ruh qudus dari Nabi setelah wafatnya Nab dan mereka dianggap suci.
Padahal Ulama adalah pewaris para Nabi dan tidak mashum atau tidak terlepas dari salah dan dosa.
Ketigabelas, mereka mengajarkan bahwa Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu bersama Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibakar, lalu Sayyidina Ali lah yang menyelamatkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Padahal Nabi Ibrahim Alaihi Salam diselamatkan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk Nya yaitu api yang berubah sifatnya menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Keempatbelas, mereka menganggap Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu yang telah menyelamatkan Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa Alaihim Salam.
Padahal tidak ada kuasa Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu termasuk kepada anak-anak beliau yang telah Syahid dibunuh para durjana dzolim.
Kelimabelas, ziarah ke makam Husein dianggap jauh lebih utama dari Hajji.
Padahal Ibadah Hajji itu adalah puncak dari Rukun Islam.
Keenambelas, menziarahi makam Husein mereka anggap sama dengan menziarahi ALLOH Subhanahu wa Ta’ala di Arasy Nya.
Padahal tidak ada yang kuasa untuk ziarah kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada yang mampu menjangkaunya kecuali Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi wa Sallam. Sumber: Kesesatan Agama Syiah
Ketujuhbelas, mereka juga ada yang menganggap bahwa Al Qur’an adalah belum lengkap karena yang lengkap ada pada mereka.
Padahal jelas bahwa ALLOH Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan bahwa ajaran Islam telah sempurna dengan turunnya ayat Al Qur’an yang terakhir QS. Al Maidah ayat 3 dan bahwa Al Qur’an itu akan terjaga. Kesempurnaan dan kesuciannya.
Kedelapanbelas, mereka ada yang menghalalkan kawin mut’ah atau dikenal dengan kawin kontrak yaitu kawin untuk sementara waktu.
Padahal hal itu terjadi pada saat kaum Muslimin sering bepergian jauh dari para istrinya untuk berjihad fi Sabilillah, dan kawin seperti ini pun sudah dimansukh atau dihapuskan oleh baginda Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam.
Kesembilanbelas, mereka ada yang mencela para Sahabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam khususnya istri beliau Sayyidah Aisyah Rodhiyallohu Anha.
Padahal ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dan Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam telah menjamin mereka dan memberikan kedudukan yang mulia.
Keduapuluh, mereka telah mengingkari ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dan Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam yang telah menyematkan kemuliaan kepada para Sahabat beliau bahkan para Sahabat yang telah dijamin sebagai ahli surga, sementara mereka menistakannya.
Dan ada lagi celaan mereka lainnya terhadap Islam yang menyebabkan mereka bisa keluar dari Aqidah Islam.
Jadi jika menemukan ajaran seperti itu waspada, hindari, bentengi keluarga kita dengan aqidah, akhlaq dan Syari’at Islam yang benar.
Laporkan ke Majelis Ulama Indonesia dan juga kami Lembaga Advokasi Ummat ANSHORULLAH siap menerima laporan bagi mereka yang mendapatkan penistaan bahkan terror dengan berbagai bentuknya terhadap Islam dan ummat Islam.
Kepada mereka itu segeralah bertaubat !
Semoga mereka mendapatkan hidayah Nya atau dihancurkan.
Semoga kita dengan seluruh keluarga dibimbing dalam Islam Kaaffah, dijaga dan diselamatka dalam hidup di dunia akhirat. Amin ALLOHU A’lam.
ALLOHUMMA Aizzil Islama wal Muslimin.
Penulis adalah Advokat Lembaga Advokasi Ummat ANSHORULLAH