SIAGAINDONESIA.ID Kanjeng Pangeran Harya Wironegoro, suami dari Putri Mahkota Mangkubumi, putri pertama Hamengkubuwono X dengan Ratu Hemas, sekaligus Putri Mahkota dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Pius X Collage di Bladel, Belanda. Bladel adalah sebuah Kotamadya di Belanda, yang terletak di provinsi Noord Brabant.
Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan pertukaran pelajar dengan Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Pangeran membersamai sekelompok siswa dari SMA Tumbuh di Yogyakarta. Pangeran Wironegoro adalah pelindung Sekolah Pius X yang merupakan sekolah besar dengan siswa lebih dari 2.200 siswa (piusx-collage.nl).
Kunjungan ini merupakan bagian dari tur yang lebih besar, dimana Jerman juga akan dikunjungi.
Rombongan tiba di sekolah pada Selasa pagi waktu setempat. Kunjungan ini dimulai di salah satu ruang kelas dengan tujuan untuk mengenal siswa dan guru.
Pertukaran siswa dengan Indonesia ini merupakan inisiatif guru Henny Damen. Menurutnya, kegiatan ini penting bagi siswa untuk mengenal budaya lain dengan lebih baik.
“Ini adalah fakta bahwa Pangeran ini adalah pelindung sekolah ini dan ini sangat keren,” katanya kepada Omroep Brabant, media setempat di Bladel.
Pada kesempatan itu Pangeran Wironegoro membuka pameran karya seni karya pelajar Indonesia yang ada di sekolah tersebut. Dia juga merefleksikan pentingnya pertukaran. Kunjungan diakhiri dengan penampilan tari tradisional Indonesia di auditorium.
Berita tentang kunjungan Pangeran Haryo ke sekolah di Bladel Belanda ini tidak lepas dari informasi yang dibagikan oleh salah seorang warga Belanda yang pernah mengunjungi Surabaya beberapa waktu lalu. Namanya Rozemarijn Ank, yang datang bersama suami dan dua anaknya. Menurutnya Bladel adalah kota yang dekat dengan tempat dimana orang tuanya tinggal. Informasi yang dibagikan ini dimuat oleh media NOS Nieuws.
“An Indonesian Prince visited a school near my parents’ place”, kata Roze melalui pesan WAnya.
Komunikasi Rozemarijn dengan Surabaya ini tidak lain karena adanya latar belakang historis. Para leluhurnya adalah orang lokal Surabaya yang dimakamkan di pemakaman Eropa Peneleh. Dia merasa punya ikatan dengan Surabaya.
Sebelum meninggalkan Surabaya kala itu, ia mengatakan bahwa dirinya akan menjalin hubungan dengan Surabaya. Janji itu diwujudkan dengan berbagi informasi yang terkait dengan kedua negara: Indonesia dan Belanda. Dia tahu bahwa di Surabaya ada project bersama antara Surabaya dan Amsterdam di bidang revitalisasi makam Eropa Peneleh.@nang
Discussion about this post