Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

Juni 8, 2025
Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

Juni 8, 2025
Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Juni 7, 2025
Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat
Opini

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

Oleh: Radhar Tribaskoro KETIKA Adhie M. Massardi menulis “Why Ijazah?”, ia sedang mengajak kita melihat lebih jauh dari sekadar selembar...

Read moreDetails
Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

Juni 8, 2025
1.4k
Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Juni 7, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Minggu, Juni 8, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Untuk Mengurangi Konsumsi Pertalite, Solar dan LPG 3 kg, Kepada Siapa Pemerintah Harus Bicara?

by redaksi
September 18, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Untuk Mengurangi Konsumsi Pertalite, Solar dan LPG 3 kg, Kepada Siapa Pemerintah Harus Bicara?

Ilustrasi pengisian BBM subsidi. Foto: ist

494
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Salamuddin Daeng

PEMERINTAH mungkin sudah sangat bingung menghadapi jebolnya kuota bahan bakar minyak (bbm) subsidi/kompensasi yakni Pertalite, solar dan LPG subsidi 3 kg. Berbagai usaha telah dilakukan namun sampai saat ini tidak membuahkan hasil sama sekali.

Pemerintah harus belajar dari sejarah bahwa usaha mengatasi membengkaknya subsidi dan kompensasi yang ditanggung APBN, tidak dapat diserahkan kepada PT Pertamina. Mengingat Perusahaan Pertamina memiliki orientasi yang berbeda dengan pemerintah.

Bagi Pertamina semakin banyak pertalite, solar, LPG 3 kg yang tersalurkan atau terjual, maka semakin besar pendapatan dan selanjutnya keuntungan yang diterima pertamina. Sementara bagi pemerintah jika pertalite, solar dan LPG 3 kg banyak yang tersalurkan maka makin jebol subsidi dan kompensasi yang harus dibayarkan APBN kepada Pertamina.

Pertamina dan pemerintah itu berbeda kepentingan dalam urusan pengendalian subsidi BBM dan LPG 3 kg. Pertamina hidup tumbuh dari meningkatnya usaha dibidang distribusi solar, pertalite dan LPG 3 kg. Dengan demikian maka pertamina berkepentingan menjaga penjualannya tetap stabil dan bahkan kalau bisa meningkatkannya. Banyak perusahaan jaringan pertamina yang menumpang hidup dalam bisnis yang dibiayai oleh APBN tersebut.

Jadi kalau pemerintah berharap bahwa Pertamina akan mengendalikan atau membatasi penjualan pertalite, solar dan LPG 3 kg, maka itu bisa dikatakan pemerintah bermimpi di siang bolong atau mimpi kosong. Itu sama artinya mengharapkan Pertamina menghentikan atau menutup pangkalan LPG 3 kg yang ijinnya merupakan sumber pemasukan Pertamina, mengurangi distribusi pertalite dan solar subsidi ke SPBU yang juga merupakan sumber pemasukan Pertamina.

Jadi kalaupun ada program digitalisasi SPBU atau kebijakan sejenis, itu hanya proyek menghabiskan anggaran yang tidak akan ada gunanya. Makin banyak masalah maka makin banyak proyekan. Apalagi kita ketahui bahwa proyek digitalisasi SPBU yang dibiayai triliunan rupiah ini sudah gagal. Sehingga yang perlu dipertanyakkan oleh pemerintah adalah apakah kegagalan ini disengaja atau tidak? Siapa yang diuntungkan dari kegagalan ini?

Mungkin pemerintah perlu bicara dengan SPBU swasta agar meningkatkan promosi mereka. Karena SPBU swasta tidak menerima subsidi dan kompensasi apapun. Sehingga meningkatnya penjualan BBM SPBU swasta tentu akan secara signifikan mengurangi subsidi dan kompensasi yang ditanggung oleh APBN. Nah sekarang tinggal bagaimana caranya agar SPBU swasta makin diminati oleh masyarakat. Ini adalah cara mengurangi subsidi tanpa adanya kenaikan harga BBM atau pembatasan BBM. Cara yang tidak akan menimbulkan kontroversi.@

*) Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Share198Tweet124
Previous Post

Ironi Akhir Kekuasaan Jokowi Dibanding Anies Baswedan

Next Post

Keluarga Besar Yonif 330/TD Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Berita Terkait

Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

...

Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

...

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

by Ahmat
Juni 7, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Keluarga Besar Yonif 330/TD Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Keluarga Besar Yonif 330/TD Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.