Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Mei 14, 2025
Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

Mei 14, 2025
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Mei 14, 2025
Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM
Opini

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

Oleh: Sugiyanto (SGY)-Emik PERNYATAAN Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan sebutan KDM, terus memicu kontroversi. Sebelumnya, KDM sempat...

Read moreDetails
Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

Mei 14, 2025
1.4k
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Mei 14, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Rabu, Mei 14, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Untuk Jegal Anies, Kini Giliran Golkar Mau Diambil Paksa

by redaksi
Juli 24, 2023
Reading Time: 2 mins read
A A
Jika Jadi Ketum Golkar, Luhut Ingin Perkuat Internal Partai

Menkomarves, Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Ist

604
SHARES
1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Asyari Usman

ALARM di rumah Golkar sedang menyala keras. Ada yang mau masuk paksa. Tujuannya untuk menyingkirkan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Ada apa dengan Airlangga? Sebenarnya tidak ada apa-apa. Cuma, bisa jadi sudah tercium manuver beliau untuk mendukung Anies Baswedan.

Tiba-tiba saja, di acara “Rosi” di KompasTV (Jumat, 21 Juli 2023), Menko Marinvest Luhut Panjaitan mengatakan dia siap menjadi ketua umum Golkar melalui Munaslub. Syaratnya satu: tidak berkelahi dengan Airlangga.

Tentu saja syarat ini tidak mungkin terpenuhi. Dalam arti, mana mungkin memaksa Airlangga mengundurkan diri. Beliau tidak akan lakukan itu. Karena itu, penyingkiran Airlangga akan menyulut perang saudara di Golkar.

Tapi, para penguasa licik menggunakan cara lain yang sangat bejat. Airlangga akan dikriminalisasikan. Dijadikan tersangka. Kemungkinan dugaan korupsi CPO. Kejaksaan Agung sudah memanggilnya untuk diperiksa. Kalau akhirnya menjadi tersangka, maka secara prosedural Airlangga dipaksa meletakkan jabatan. Inilah pintu Munaslub Golkar.

Airlangga menegaskan, tidak akan ada Munaslub. Dia berkata, bagi yang berminat menjadi ketum silakan tunggu Munas 2024.

Tapi, harap diingat, para penguasa yang tak sudi Anies punya banyak cara. Bisa keras, bisa tidak. Yang penting, Airlangga tersingkir.

Orang yang berposisi seperti Luhut Panjaitan hampir pasti bisa membuat Munaslub terlaksana. Airlangga bisa tak berkutik.

Namun, kalau pun Munaslub terlaksana tak berarti Luhut bisa dengan mudah mengambil alih kursi ketua umum. Para kader Golkar bukan orang-orang yang bisa digiring-giring dengan mudah. Yang berpihak ke Luhut pasti ada. Tetapi, lebih banyak lagi politisi yang menyadari dan memahami bahwa Indonesia perlu dipimpin oleh Anies.

Airlangga, konon, termasuk elit Golkar yang berkeyakinan bahwa Anies mampu membawa Indonesia menjadi maju dan bebas dari cara-cara kotor pengurasan kekayaan rakyat. Boleh jadi, tekad beliau untuk mendukung Anies-lah yang membuat Luhut memproklamasikan dirinya siap menjadi ketua umum.

Yang dijadikan alasan untuk memunaslubkan Airlangga adalah ketidakjelasan sikapnya dalam isu pilpres. Dia tidak menunjukkan pertanda akan maju sebagai capres atau cawapres. Padahal, Munas 2019 mewajibkan itu.

Airlangga memang terlihat tidak antusias. Ini terlihat dari taktik tunggu dan lihat (wait and see). Taktik ini berkemungkinan besar tersambung dengan prahara pembegalan Partai Demokrat (PD) yang masih belum berakhir. Masih ditunggu putusan Mahkamah Agung (MA) terkait PK Moeldoko.

Jika Peninjauan Kembali (PK) Moeldoko dikabulkan MA, maka Demokrat otomatis tak bisa mencapreskan Anies. Implikasinya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak memenuhi syarat minimum 20% (PT-20%) untuk mengusung capres.

Partai Demorat yakin PK Moeldoko akan ditolak. Tetapi, Airlangga memilih sikap stand-by menjaga kemungkinan PK dikabulkan. Kuat dugaan, Airlangga sudah membulatkan tekad untuk menyiapkan Golkar menutupi bolong di koalisi Anies andaikata Demokrat lumpuh.

Golkar tidak bisa lagi mendukung Anies jika Airlangga membentuk poros baru pencapresan. Itu sebabnya orang Golkar pro-Luhut terus mendesak agar Airlangga ikut pilpres baik sebagai capres maupun cawapres. Dengan begitu, Airlangga tidak punya celah untuk membawa Golkar ke kubu Anies.

Kalau Luhut menjadi ketua umum lewat Munaslub, maka Golkar pasti bisa dijauhkan dari Anies. Tidak pun secara kasar mendukung Ganjar atau Prabowo, Luhut bisa saja meramaikan pencapresan dengan poros baru yang tujuannya Asal Bukan Anies (ABA).

Bahkan, Luhut sangat mungkin tidak peduli apa-apa lagi. Dia paksakan saja Golkar mendukung Prabowo. Sangat bisa.@

*) Jurnalis Senior Freedom News

Share242Tweet151
Previous Post

Kader Ideolog 98 Dukung Luhut Panjaitan Pimpin Partai Golkar

Next Post

Poros Politik Baru: “Makzulkan Jokowi”

Berita Terkait

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Petisi 100 “Makzulkan Jokowi”, Siapa Saja?

Poros Politik Baru: "Makzulkan Jokowi"

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.