SIAGAINDONESIA.ID – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) resmi membuka program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tujuh Rintisan Desa Pancasila di Jawa Timur yakni Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, dua desa di Ngawi, dan Magetan.
Pembukaan dilaksananakan di Kantor Balai Desa Watutulis, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, pada Minggu, 1 Juni 2025 bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center, Bambang Sigit Widodo, mengatakan bahwa menjaga semangat kebersamaan dan gotong royong sangat penting dilakukan dari akar rumput masyarakat.
Apalagi, kata dia, Indonesia memiliki keberagaman agama. Sehingga, toleransi dan saling menghormati harus dijaga bersama.
“Kebersamaan dan gotong royong perlu diawali dari desa, kalau desa kuat, Indonesia juga akan kuat,” ucapnya.

Bambang melanjutkan, Unesa terus mendorong optimalisasi potensi desa yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila, kata Bambang, tidak boleh hanya berhenti pada slogan, tapi harus menjadi praktik nyata dalam kehidupan masyarakat.
Ketua PKM Rintisan Desa Pancasila Unesa, Jauhar Wahyuni, menambahkan bahwa program ini merupakan kontribusi nyata sivitas Unesa dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan berbasis kearifan lokal dan keberagaman masyarakat.
“Ini adalah rangkaian kegiatan pengabdian dari rekan dosen, khusus untuk skema rintisan Desa Pancasila. Pembukaan ini menjadi penanda awal dari pelaksanaan kegiatan serupa di desa-desa lainnya sepanjang Juni,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ketujuh desa yang terlibat telah melalui proses pemilihan yang mempertimbangkan keragaman latar belakang masyarakatnya, mulai dari agama, suku, hingga budaya.
“Kami ingin hadir di desa-desa yang memiliki karakteristik keberagaman yang tinggi dan mungkin masih menghadapi tantangan dalam hal toleransi atau potensi intoleransi. Melalui kegiatan PKM ini, kami ingin memberikan edukasi dan pelatihan yang memperkuat nilai-nilai Pancasila dan pemahaman moderasi beragama,” tambahnya.

Salah satu warga, Winarti, mengaku senang dengan kegiatan yang diselenggarakan Unesa tersebut. Ia mengaku terkesan dan menambah wawasan soal kebangsaan.
“Game-nya seru, seperti menyusun potongan UUD 1945. Itu melatih kerja sama dan kecerdasan. Semoga Unesa semakin jaya dan maju,” katanya antusias.
Untuk diketahui, kegiatan diawali dengan senam pagi bersama dan lima game kebangsaan yang dirancang untuk memperkuat semangat nasionalisme dan nilai-nilai Pancasila di kalangan warga.
Selain itu, ada penampilan seni budaya dari masyarakat desa seperti tari tradisional, paduan suara, hingga pertunjukan potensi lokal turut memeriahkan acara. Juga, talkshow bertema “Pembekalan Kewaspadaan Sosial sebagai Penguatan Asta Cita dan Karakter Pancasila” bersama narasumber Iman Pasu Purba. @sir
Discussion about this post