Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

Mei 10, 2025
Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Mei 10, 2025
Mengkritik Aturan Jokowi Soal Pemberian Alat Kontrasepsi Pada Siswa

Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Haram

Mei 10, 2025
Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal
Opini

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

by redaksi
Mei 10, 2025
0
1.4k

Oleh: KH. M. Shiddiq Al-Jawi Tanya: Ustadz, bolehkah muslim mendoakan non-muslim yang meninggal? Misalnya, mantan presiden Jokowi yang telah mendoakan...

Read moreDetails
Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Mei 10, 2025
1.4k
Mengkritik Aturan Jokowi Soal Pemberian Alat Kontrasepsi Pada Siswa

Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Haram

Mei 10, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Sabtu, Mei 10, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Headline

Surat Cinta Buat Gus Kautsar Ploso

by redaksi
Juni 15, 2022
Reading Time: 3 mins read
A A
Surat Cinta Buat Gus Kautsar Ploso

ilustrasi bendera NU. Foto: ist

498
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Abdullah

SALAM…Gus.

Sekedar info. Sekarang ada video editan yang tengah beredar, dengan menampilkan seakan-akan Gus Kautsar sedang mengkritik tokoh-tokoh NU Garis Lurus.

Rasanya kami tergelitik untuk meresponnya dengan menampilkan dua tulisan berikut:

Surat Pertama

Gus Kautsar perlu tahu dan hendaklah selalu ber-positif thinking.

Bahwa NU GL, Aswaja GL, Komunitas NU Garis Lurus, atau apapun namanya adalah realitas yang muncul dari suatu sebab. Mirip “Law cause and effect” semacam hukum kausalitas yang memenuhi prinsip asbabun nuzul.

So, jangan pernah menyalahkan NU GL, Aswaja GL, Komunitas GL….etc…etc…sebagai efek yang muncul.

Logika waras manapun pasti akan bertanya, “Mengapa hal ini terjadi..?”.

Karena semua ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika tidak ada oknum-oknum PBNU yang neko-neko, termasuk dengan memunculkan semacam istilah Islam Nusantara, dengan statemen dan perilaku penggiatnya yang jauh dari tuntunan para pendiri NU.

Untuk ndandani NU bisa saja dari dalam maupun dari luar. Silahkan Gus Kaustar ndandani dari dalam PBNU, namun jangan mempersoalkan Kyai-kyai yang memilih ndandani NU dari luar ranah PBNU.

Ingat, kerusakan yang terjadi akibat neko-nekonya kelakuan oknum-oknum PBNU telah terjadi begitu masif dan terstruktur. Banyak aspirasi tokoh NU kultural yang merasa tidak efektif lagi jika ndandani NU dari dalam PBNU.

Defacto, umat Islam wabil khusus warga Nahdhiyin sangat merasakan hadirnya sejenis Ulama Suu’ dalam wilayah PBNU dan jajarannya yang memiliki karakter
ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺷَﺮَّ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺷِﺮَﺍﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ

dan diback up oleh kekuatan besar dari luar NU.

Atas dasar alasan ini pula muncul opsi ndandani NU dari luar PBNU.

Pertanyaannya: Sampai kapan NU GL, Aswaja GL maupun Komunitas GL harus eksis?

Maka jawaban kami: Sampai NU memiliki PBNU yang on the track, sesuai amanat para pendirinya, hingga NU kembali ke khitthah.

Surat Kedua:

Sebenarnya tanggapan Gus Kausar ini lucu dan menggelitik

Pertama, Kyai-kyai NU.GL tidak pernah sedikitpun mengkeritik NU, karena hakekat NU yang digarisbesarkan oleh para pendirinya, saliimah minal uyuub wal ilal al muujibah lil inthiqod wattaqwiim.

Sebenarnya, Kyai-kyai NU.GL hanya mengkritisi dan meluruskan serta mengembalikan pandangan serta statmen oknum-oknum (perorangan atau kelompok) yang justru menciderai dasar-dasar NU, oknum-oknum yang hanya mengatas namakan NU untuk kepentingan syahwat-syahwat pribadi mereka.

Jadi, mohon kepada Gus Kausar jangan hanya ingin disimak dan ditonton videonya saja, tapi adakalanya bahkan sebaiknya Gus Kautsar juga menyimak video-video para Kyai NU.GL, barulah boleh angkat komentar.

Kedua, secara tidak langsung, Gus Kautsar menggolongkan oknum-oknum yang berpenyakit dan menjadi noda, adalah NU sepenuhnya, padahal dengan cara seperti ini, Gus Kautsar telah menciderai ajaran para pendiri NU, dengan meng-iqrar para oknum yang tak pantas mengusung NU itu sebagai tubuh atau organ NU.

Kerangka NU yang sudah dibina oleh para pendirinya, sebenarnya tinggal bagaimana memposisikan onderdil yang sudah pantas itu di setiap sudutnya.

Ketiga, di saat Gus Kautsar memerintahkan Kyai-kyai NU.GL untuk masuk berkhidmah ke NU, mohon maaf ini rasanya ‘kurang ajar sekali’, karna khidmah mereka selama ini, ia abaikan demikian saja, seakan hanya ia sendiri yang selama ini telah menyiapkan kader-kader NU untuk selanjutnya.

Padahal KH. Luthfi Bashori dan ayahnya (Romo KH. Bashori Alwi), adalah pengurus resmi NU di wilayahnya, demikian juga dengan KH. Idrus Ramli, beliau-beliau itu tak henti-hentinya berjuang untuk selalu melestarikan ajaran para pendiri NU.

Keempat, di saat Gus Kautsar beristidlal dengan kisahnya Sayyiduna Abu Bakar Asshiddiq, mohon dicermati lagi kisah itu, karna pada dasarnya Kyai-kyai NU.GL memang muttabi’ sejauh ini, tak pernah beliau-beliau itu menyatakan suatu pernyataan yang menyimpang dari ajaran para pendiri NU.

Dan kata-kata faqawwimuuhu, tidak harus dengan mengikuti alur pemikiran para pemikul NU jaman sekarang, yang cara berpikirnya kacau balau terlebih dahulu, lalu baru boleh luruskan NU.

Kalau Gus Kautsar menyatakan, cara kritik beliau-beliau kurang tepat misalnya, lihat apa yg dikatakan oleh shahabat Nabi SAW dalam satu riwayat kepada Khalifah Sayyiduna Abu Bakar: “lanuqawwimannaka bisuyuufinaa”.

Kelima, di saat Gus Kautsar menggambarkan organisasi itu seperti jasad, memang benar adanya, tapi bukan berarti di saat anggota jasad itu ada judzamnya, lalu dibiarkan terus menggerogoti tubuh yang sehat, itu adalah sebuah kebodohan.

Yang benar, judzamnya harus dipotong, dan cara memotongnya pun ada beberapa cara, adakalanya ia lakukan sendiri, adakala dengan meminta tolong pihak lain.

Itu jika harus dipotong dan tak bisa diobati, padahal pernyataan video-video para Kyai NU.GL, selama ini, hanya ada pada rana ‘mengobati’ belum sampai tahap untuk memotong.

Sekali lagi, harapan kami, agar para kyai yang lurus, terus berjuang meluruskan faham ummat.

Yang terkesan, Gus Kautsar hanya alergi saja dengan istilah NU Garis Lurus.

Katabnaahu wanahnu fit thariiq ‘alaa ajal.@

*) Santri Senior Garis Lurus

Tags: NUNu garis lurus
Share199Tweet125
Previous Post

Tiba di Tanah Papua, Kolonel Inf J.O. Sembiring S.H., S.E., M.M., Ziarah Ke Makam Para Tokoh Papua

Next Post

Anggota dan Pengurus AWS Tandatangani Pakta Integritas

Berita Terkait

Heboh Unggahan Cak Imin “NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu!”, PBNU: Dia Justru Blunder

Heboh Unggahan Cak Imin “NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu!”, PBNU: Dia Justru Blunder

by redaksi
Mei 18, 2022
0
1.4k

...

Warga Nahdliyin Nilai Kiai Asad Ali Layak Pimpin NU

Warga Nahdliyin Nilai Kiai Asad Ali Layak Pimpin NU

by redaksi
Desember 13, 2021
0
1.4k

...

Next Post
Anggota dan Pengurus AWS Tandatangani Pakta Integritas

Anggota dan Pengurus AWS Tandatangani Pakta Integritas

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.