Oleh: M. Isa Ansori
DI tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, menjaga Surabaya sebagai rumah bersama adalah sebuah keharusan.
Sebagai kota besar yang terus merangkak menuju status megapolis, Surabaya menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk datang, baik sekadar berkunjung maupun mengadu nasib dan mencari pekerjaan.
Pertumbuhan ini membawa tantangan tersendiri, khususnya dalam mengelola interaksi sosial agar tidak terjadi gesekan akibat persaingan, terutama di sektor informal yang menjadi tumpuan banyak pendatang.
Belajar dari berbagai konflik etnis yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Yogyakarta, Surabaya harus mampu menegaskan identitasnya sebagai kota yang inklusif, terbuka, dan penuh semangat gotong royong. Tidak boleh ada ruang bagi diskriminasi, eksklusi sosial, atau gesekan berbasis perbedaan latar belakang. Justru keberagaman harus menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial dan budaya kota.
Sebagai kota yang dirancang untuk semua, Surabaya menegaskan visinya sebagai kota gotong royong menuju kota global yang humanis, modern, dan berkelanjutan. Visi ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah komitmen nyata untuk menjadikan Surabaya sebagai rumah bersama bagi seluruh warganya, tanpa melihat latar belakang suku, agama, atau daerah asal. Semangat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara warga, sehingga setiap individu merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga harmoni kota.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya telah menghadirkan berbagai inisiatif, salah satunya adalah Forum Pembauran Kebangsaan. Forum ini memiliki peran strategis dalam menjaga kondusivitas dan kerukunan antaretnis serta menjadi wadah komunikasi yang efektif bagi seluruh kelompok masyarakat di Surabaya. Dengan adanya forum ini, setiap potensi konflik dapat diantisipasi sejak dini melalui dialog terbuka dan pendekatan yang mengedepankan musyawarah dan mufakat.
Namun, menjaga Surabaya sebagai rumah bersama bukan hanya tugas pemerintah semata. Seluruh elemen masyarakat harus turut serta dalam memastikan bahwa keberagaman yang ada tetap terjaga dalam harmoni. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menumbuhkan sikap toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat ikatan sosial yang ada. Masyarakat Surabaya harus mampu menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah alasan perpecahan, melainkan kekuatan yang memperkokoh persatuan.
Untuk mewujudkan perasaan menjaga Surabaya sebagai rumah bersama, diperlukan peran bersama dari berbagai elemen masyarakat. Pendidikan multikultural harus diperkuat sejak dini untuk menanamkan nilai toleransi dan saling menghormati. Kegiatan sosial yang melibatkan berbagai komunitas dan etnis harus diperbanyak guna meningkatkan interaksi yang positif antarwarga. Selain itu, media juga berperan penting dalam menyebarkan narasi kebersamaan dan mencegah penyebaran berita yang dapat memicu perpecahan. Pemerintah, tokoh masyarakat, dan pemuda harus aktif berkolaborasi dalam menciptakan program-program yang mempererat kebersamaan, seperti festival budaya, dialog lintas agama, serta gotong royong dalam menjaga lingkungan.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya telah menghadirkan berbagai inisiatif, salah satunya adalah Forum Pembauran Kebangsaan. Forum ini memiliki peran strategis dalam menjaga kondusivitas dan kerukunan antaretnis serta menjadi wadah komunikasi yang efektif bagi seluruh kelompok masyarakat di Surabaya. Dengan adanya forum ini, setiap potensi konflik dapat diantisipasi sejak dini melalui dialog terbuka dan pendekatan yang mengedepankan musyawarah dan mufakat.
Namun, menjaga Surabaya sebagai rumah bersama bukan hanya tugas pemerintah semata. Seluruh elemen masyarakat harus turut serta dalam memastikan bahwa keberagaman yang ada tetap terjaga dalam harmoni. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menumbuhkan sikap toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat ikatan sosial yang ada. Masyarakat Surabaya harus mampu menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah alasan perpecahan, melainkan kekuatan yang memperkokoh persatuan.
Untuk mewujudkan perasaan menjaga Surabaya sebagai rumah bersama, diperlukan peran bersama dari berbagai elemen masyarakat. Pendidikan multikultural harus diperkuat sejak dini untuk menanamkan nilai toleransi dan saling menghormati. Kegiatan sosial yang melibatkan berbagai komunitas dan etnis harus diperbanyak guna meningkatkan interaksi yang positif antarwarga. Selain itu, media juga berperan penting dalam menyebarkan narasi kebersamaan dan mencegah penyebaran berita yang dapat memicu perpecahan. Pemerintah, tokoh masyarakat, dan pemuda harus aktif berkolaborasi dalam menciptakan program-program yang mempererat kebersamaan, seperti festival budaya, dialog lintas agama, serta gotong royong dalam menjaga lingkungan.
Beberapa kegiatan yang dapat dijalankan untuk membangun rasa Surabaya sebagai rumah bersama antara lain:
1. Festival Budaya Nusantara – Menampilkan berbagai seni, kuliner, dan tradisi dari berbagai etnis di Surabaya untuk memperkenalkan serta menghargai keberagaman.
2. Program Kampung Harmoni – Mengembangkan kampung-kampung di Surabaya sebagai model kehidupan rukun dengan mendorong gotong royong dan kolaborasi antarkomunitas.
3. Dialog dan Forum Warga – Mengadakan diskusi rutin di tingkat kelurahan untuk membahas isu-isu sosial dan mencari solusi bersama secara inklusif.
4. Pelatihan Toleransi dan Empati di Sekolah – Memberikan pendidikan berbasis inklusivitas dan keberagaman sejak usia dini agar anak-anak terbiasa dengan budaya saling menghormati.
5. Gerakan Bersih Kota Bersama – Mengajak warga dari berbagai latar belakang untuk bergotong royong dalam menjaga kebersihan dan keindahan Surabaya.
6. Pertukaran Budaya dan Kegiatan Sosial – Mengadakan program pertukaran budaya antar komunitas serta aksi sosial bersama sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Surabaya dapat terus berkembang menjadi kota megapolis yang tetap humanis dan nyaman bagi semua. Menjaga Surabaya sebagai rumah bersama bukan hanya tentang mencegah konflik, tetapi juga tentang membangun masa depan kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh warganya.@
*) Kolumnis dan Akademisi, Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Surabaya