SIAGAINDONESIA.ID Menyikapi perkembangan dunia pendidikan pasca pandemi Covid-19, Stikosa mengumumkan adopsi strategis terhadap blended learning, pendekatan pendidikan inovatif yang menggabungkan metode klasik dengan sumber daya digital.
Saat dunia berhadapan dengan tantangan yang diakibatkan oleh pandemi, institusi pendidikan merencanakan kembali masa depan pembelajaran.
Ketua Stikosa Dr. Jokhanan Kristiyono, S.T., M.Med.Kom., menyatakan antusiasmenya terhadap adopsi blended learning.
“Komitmen kami untuk menyediakan pendidikan holistik dan adaptif tidak tergoyahkan. Blended learning memungkinkan kami menggabungkan yang terbaik dari dua dunia, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan metode pengajaran tradisional,” terangnya.
Ditambahkan Kristiyono, Stikosa menyebut peran kunci yang dimainkan dalam blended learning dalam membentuk masa depan pendidikan, diantaranya bidang pendidikan, ilmu komunikasi, perkembangan teknologi, dan kecerdasan buatan (AI).
Fitur utama blended learning di Stikosa, sebut Kristiyono, adalah
fleksibilitas dan aksesibilitas.
“Blended learning di Stikosa memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk terlibat dalam materi kursus baik secara tatap muka maupun daring. Aksesibilitas ini memastikan kelangsungan pendidikan tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal,” katanya.
Kemudian ada integrasi teknologi AI. Kristiyono menjabarkan Stikosa memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman belajar.
“Alat berbasis AI mempersonalisasi pendidikan, beradaptasi dengan gaya belajar individu, dan memberikan umpan balik yang terarah, mengoptimalkan perjalanan pendidikan untuk setiap mahasiswa,” urainya.
Selanjutnya, platform komunikasi interaktif. Integrasi teknologi komunikasi canggih ini menciptakan lingkungan belajar interaktif.
“Mahasiswa dapat terlibat dalam diskusi real-time, berkolaborasi dalam proyek, dan terhubung dengan pendidik di luar batas kelas tradisional,” ujarnya.
Selain itu, Stikosa juga adaptasi terhadap tren industri. Menurut Kristiyono, komitmen Stikosa untuk tetap berada di garis depan tren industri tercermin dalam adopsi blended learning.
Pendekatan ini mempersiapkan mahasiswa untuk tuntutan pasar kerja yang terus berkembang, melengkapi mereka dengan pengetahuan tradisional dan keterampilan digital.
Memang tidak bisa dipungkiri, saat dunia memasuki era pascapandemi, pentingnya blended learning tidak dapat diabaikan. Pendekatan ini tidak hanya mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pandemi, tetapi juga menempatkan Stikosa sebagai pelopor dalam membentuk masa depan pendidikan.
Blended learning menjamin ketahanan, kontinuitas, dan adaptabilitas di tengah situasi yang tak terduga,” demikian Kristiyono.@
Laporan: Dwinta Agustina, Mahasiswa Stikosa AWS Jurusan Digital Broadcasting Journalism