SIAGAINDONESIA.ID Aktivis HAM asal Papua Natalius Pigai kesenjangan SDAM di daerah tertinggal.
Hal ini disampaikan Natalius menyusul undangan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk diajak urun rembug mencari solusi mengenai daerah tertinggal.
“Undangan dari Tim Kementerian Investasi tentang Daerah Tertinggal & Daya Saing SDM Indonesia. Daya Saing Indonesia cukup baik tetapi problemnya tertumpuknya SDM yang kompeten di kota-kota besar sehingga kualitas SDM di daerah rendah,” tulis Pigai dalam akun media X pribadinya, Jumat malam (2/8/2024).
Menurut Natalius, kesenjangan SDM antar daerah masih banyak terjadi di Indonesia. Sehingga hal itu menghambat pembangunan dan kesejahteraan serta pemerataan di Indonesia.
“Kesenjangan ini bisa teratasi jika Dunia Pendidikan Umum (Science), Vokasi (Skills), Mental (Attitude) tidak didesentralisasi karena biaya fasilitas, kurikulum, tenaga pengajar dan anggaran hanya pusat yang mampu. Waktu saya menjadi Kasubdit Instruktur dan Tenaga Pelatihan Ditjen Binalatas, Kemnaker. BLK-BLK di daerah mati, tutup dan dialihfungsikan jadi kantor camat dan lain-lain,” bebernya.
“Sehingga jika dihitung berdasarkan standardisasi, sertifikasi dan kompetensi maka jumlahnya lebih banyak orang Kota dari pada daerah-daerah. Rumusnya “gampangkan siapkan SDM kita?”. Tidak usah banyak teori-teori lagi,” tandas Pigai.@
Discussion about this post