Oleh: Andhika Alexander Repi
KONTESTASI pemilu presiden 2024 menjadi suatu moment yang sangat dinantikan. Indonesia akan kembali memilih pemimpin yang diharapkan bisa membawa kita menuju kebahagiaan, dan kesejahteraan. Sampai saat ini, setidaknya ada beberapa nama yang mulai bermunculan untuk mengisi kandidat-kandidat presiden. Satu hal yang tidak terlepas dari moment ini, adalah bagaimana para kandidat ini perlu mulai membangun personal branding.
Mengutip Kompas.com tanggal 26 November 2022, menurut Presiden Joko Widodo, pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyat dapat dilihat dari ciri-ciri fisiknya, misalnya ada pemimpim yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua. Sehingga kemungkinan personal branding yang hendak dibangun adalah berambut putih adalah sosok pemimpin yang pro-rakyat.
Namun, disini saya bukan ingin menyatakan bahwa semua pemimpin pro rakyat harus berambut putih. Akan tetapi, personal branding yang hendak dibangun mungkin saja demikian, sehingga rambut putih akan terasosiasikan sebagai pro rakyat. Apabila asosiasi tersebut terus menerus digaungkan, maka akan muncul persepsi di masyarakat, bahwa pro-rakyat identik dengan rambut putih. Persepsi dapat berimbas pada terbentuknya perilaku.
Sebagai salah satu contoh, mengutip Kompas tanggal 1 Mei 2023, sebagai aksi mendukung salah satu bakal calon presiden, sebanyak 2500 warga Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep mengecat rambut dengan warna putih kemudian dilanjutkan keliling Pulau Masalembu.
Rambut putih adalah contoh dari personal branding yang diasosiasikan dengan sosok pekerja keras, dan pro-rakyat. Paling tidak, itu yang mulai dibangun.
Personal branding berasal dari bahasa inggris, yaitu personal artinya pribadi, dan branding berarti merek. Sehingga secara harafiah, personal branding diartikan sebagai aktivitas untuk membentuk persepsi orang lain untuk menilai diri kita.
Personal branding membuat orang lain akan menilai siapa diri kita. Dengan personal branding yang kuat, maka akan terdapat sejumlah manfaat.
Pertama, kita akan semakin dikenal. Kedua, kita akan semakin dipercaya dan orang lain akan lebih terbuka terhadap kita termasuk gagasan-gagasan yang kita berikan. Meskipun, pada manfaat kedua, perlu waktu dan dibuktikan, serta konsistensi yang kuat. Manfaat ketiga dari personal branding, yaitu kesempatan.
Orang dengan personal branding yang kuat akan mendapat berbagai kesempatan mulai dari pengembangan diri, perluasan jejaring, popularitas dan sebagainya.
Secara sederhana, personal branding yang kuat akan membukakan banyak pintu.
Kita tidak bisa mengatur penilaian orang tentang diri kita. Akan tetapi, personal branding membuat kita bisa mengarahkan orang lain agar penilaian tentang diri kita berubah. Personal branding itu seni. Seni dimana kita bisa membentuk perspektif orang lain terhadap diri kita, dan seni tentang bagaimana kita bercerita kepada “dunia” mengenai siapa dan apa yang dapat kita lakukan.
Personal branding yang kuat akan menciptakan kesempatan yang lebih besar.
Sampai saat ini, setidaknya sudah ada dua nama yang menjadi bakal calon presiden. Perjalanan menuju Hari H pelaksanaan pemilu masih terbilang lama. Jika ingin dikenal dan makin memperkuat kesempatan menang di pemilu nantinya, maka personal branding itulah yang harus mulai dibangun oleh bakal calon presiden, wakil presiden, dan tim pendukungnya.
Sedikit tips praktis tentang membangun personal branding:
Pertama, tentukan apa yang benar-benar membuat bakal calon presiden dan wakil presiden itu berbeda dengan kandidat lainnya. Tentu saja, konteksnya adalah sesuatu yang positif, misalnya melalui karya dan rekam jejak selama ini yang telah dilakukan.
Kedua, tetapkan sedikit, jangan terlalu banyak, suatu simbol yang bisa diasosiasikan dengan profile serta perbedaan yang dipaparkan pada poin pertama dari kandidat calon presiden dan wakil presiden.
Ketiga, bakal calon presiden, wakil presiden, dan tim pendukungnya secara konsisten, massive, dan intens menyebarkan simbol yang terasosiasikan tersebut kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai media baik offline maupun online.
Sebagai penutup, personal branding itu penting. Jika diartikan secara sederhana, personal branding adalah bentuk pencitraan. Tidak masalah dengan pencitraan yang akan dilakukan para bakal calon presiden, wakil presiden, dan tim suksesnya, asalkan semua bisa dibuktikan melalui kinerja positif, yang makin memperkuat dan memajukan Indonesia kita tercinta. Semoga…@
*) Penulis Dosen F. Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya