SIAGAINDONESIA.ID,- Surabaya- Di tengah kemajuan teknologi digital saat ini, musik tidak hanya sebagai sarana hiburan tetapi juga cara berekspresi dan berkomunikasi. Para pakar bidang pedagogik musik membahas tantangan dan strategi pelestarian khsususnya musik tradisi di tengah kemajuan zaman dalam Webinar Seri 6 bertema “Seni Musik dalam Perspektif Pedagogik dan Reservasi Budaya” yang diselenggarakan oleh Afiliasi Pengajar, Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni dan Desain (Apebskid) Jawa Timur secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat, 16 Mei 2025.
Webinar yang diikuti 150 peserta dari kalangan guru, dosen, peneliti, mahasiswa, dan umum itu menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Dr Jarmani, MPd (dosen FKIP UWK Surabaya), Angga Fitriyono, MPd (dosen FKIP Universitas Trunojoyo Madura), dan Ilham Saputra SPd, Gr (Duta Teknologi Kemdikdasmen sekaligus Guru SMPN 2 Bangkalan).
Ketua Apebskid Jawa Timur, Dr Much Khoiri MSi mengatakan, webinar keenam ini sangat strategis untuk menyuarakan Seni Musik dalam perspektif pendidikan dan reservasi budaya. Sebab itu, FBS Unesa dan Apebskid Jatim berupaya mewadahi dialog pemikiran para narasumber dan berbagi dengan seluruh peserta.
Dosen Sastra Inggris, yang juga penulis puluhan buku itu berharap generasi saat ini tidak hanya menjadi penikmat musik, tapi juga pelestari nilai-nilai budaya melalui medium teknologi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Kolaborasi antara guru, seniman, komunitas seni serta pemangku kebijakan sangat dibutuhkan dalam pendidikan seni musik demi kelestarian seni dan budaya,” ujarnya.
Dr Jarmani, MPd memaparkan materi dengan judul Enjoy dalam Belajar dan Berkarya Seni dengan AI: Kolaborasi Manusia dan Mesin. Menurutnya, AI dapat berperan dalam proses belajar dan berkarya. AI berperan sebagai teman yang membantu, bukan menggantikan peran manusia.
“Dalam proses belajar dan berkarya, AI dapat menjadi alat yang memperkaya pengalaman dan memperluas kemampuan kita, tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan yang penting” terangnya.
Jarmani memberikan tiga cara efektif menggunakan AI. Pertama, belajar aktif, yakni tidak hanya menerima jawaban tetapi harus didiskusikan, dibandingkan, dan mencoba memecahkan masalah secara pribadi (sendiri). Kedua, prompt spesifik yakni menggunakan perintah jelas dan spesifik. Ketiga, kombinasi manual. “Jangan sepenuhnya bergantung pada AI tetapi harus mempelajari teknik dan praktik langsung,” jelasnya.

Ilham Saputra menambahkan bahwa teknologi dalam pembelajaran seni budaya termasuk seni musik harus melalui pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam. Pembelajaran mendalam tersebut, terangnya, dapat diwujudkan melalui pembelajaran bermakna (meaningfull learning), pembelajaran berkesadaran (mindfull learning), dan pembelajaran menyenangkan (joyfull learning).
Ia juga menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital memegang peran penting sebagai katalisator (penyaring) untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. “Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada peserta didik” bebernya.
Selain itu, menurut Ilham, teknologi juga berperan penting. Terutama, jika teknologi digunakan untuk pembelajaran mendalam dengan fokus pada proses berpikir kritis dan reflektif dalam berkesenian.
Angga Fitriyono mengatakan bahwa hubungan antara musik dan pembelajaran sangat erat. Ia mengatakan, musik dapat meningkatkan kemampuan memori, konsentrasi, dan kreativitas, serta mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif.
“Musik memiliki manfaat yang signifikan, antara lain meningkatkan kognisi, memperbaiki suasana hati, dan membantu pengembangan social dan emosional individu dari segala usia” ungkapnya.
Ia merekomendasikan dua hal untuk orang tua dan pendidik. Pertama, integrasi musik dalam aktivitas harian. Para orang tua dan pendidik disarankan untuk memasukkan musik dalam rutinitas harian, seperti saat belajar atau bermain untuk menciptakan lingkungan menyenangkan dan mendidik. Kedua, pendidikan musik di sekolah. Ia mengatakan, pendidikan musik di sekolah sebaiknya dijadikan prioritas karena dapat berkontribusi secara positif pada perkembangan anak dan membantu pembelajaran akademik sekaligus memperkaya pengalaman sosial.

Sementara itu, Dr Setya Yanuartuti, MSi, Koordinator S-3 Pendidikan Seni, FBS, Unesa sekaligus Wakil Ketua Apebskid bidang Pendidikan mengatakan, musik adalah bagian integral dari masyarakat. Baginya, musik tidak hanya seni tetapi memerankan peran penting dalam perkembangan sosial, emosional, pengetahuan seseorang dan sangat dekat dengan pendidikan.
Ia menambahkan, di era teknologi seperti sekarang, musik justru punya peluang lebih besar untuk menjangkau generasi muda. Platform digital, media sosial, hingga teknologi berbasis augmented reality dan AI bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan musik sekaligus memperkenalkan warisan budaya secara lebih menarik dan interaktif.
“Pendidikan menjadi media yang paling efektif sebagai media reservasi dan bahkan konservasi musik,” tambahnya.
Ia pun menyampaikan empat strategi reservasi musik. 1)Digitalisasi dan dokumentasi musik tradisional. “Saat ini, kita jangan menganggap AI serta kemajuan teknologi lain sebagai lawan, tetapi justru sebagai kawan untuk mendukung digitalisasi dan dokumentasi musik,” paparnya.
2)Festival musik lokal dan lomba musik etnik. Ia mengatakan, sekarang ini sudah mulai banyak festival musik dan harus terus dikembangkan melalui sinergi dengan berbagai stakeholder. 3)Kurikulum berbasis budaya. Seni bukan sekadar hiburan tetapi basis Pendidikan. “Contohnya bagaimana kita bisa mengangkat musik tradisional sebagai bahan ajar,” tandasnya. 4)Kolaborasi seniman-pendidik menjadi salah satu cara agar seni dekat dengan peserta didik. @azhar
Discussion about this post