SIAGAINDONESIA.ID Imam Syafi’i, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, mengungkapkan keheranannya terhadap pembangunan terowongan pejalan kaki atau tunnel dari Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) menuju Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang menghabiskan anggaran lebih dari 30 miliar rupiah.
Politisi Partai Nasdem ini menilai proyek tersebut tidak memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Terutama jika alasan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan kebutuhan akan pembangunan underpass untuk mengurangi kemacetan di sekitar Wonokromo.
“Kami mempertanyakan kepentingan di balik proyek terowongan ini, kalau dihitung, lebih dianggap untuk menguntungkan KBS. Maka tidak perlu ada jalan kaki untuk terowongan itu,” kata Imam kepada wartawan, Selasa (16/7/2024).
Ia mengungkap bahwa proyek yang menelan anggaran Rp32 Miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun 2024 ini sebelumnya pernah dicoret. Namun, proyek tersebut dilaksanakan tanpa penjelasan yang jelas, yang menimbulkan dugaan adanya penyelundupan dalam proses anggaran.
Imam menyampaikan, pada saat rapat Badan Anggaran (Banggar) Senin (15/7) kemarin, ia meminta agar proyek tersebut tidak dipercepat. Ditambah lagi, dirinya meminta pihak DPRD untuk meninjau lebih lanjut.
“Saya terus terang merasa kecolongan,” ungkapnya.
Mantan jurnalis ini menegaskan akan menolak tambahan anggaran untuk proyek terowongan tersebut karena dianggap tidak prioritas. Bahkan, ia meminta Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya untuk proyek strategis lainnya akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.
“Saya minta kalau nanti ada tambahan anggaran untuk tunnel itu. Saya akan menolak itu, karena kami kecolongan. Terus terang, urgensinya tidak terlalu penting,” pungkasnya.