SIAGAINDONESIA.ID Hingga saat ini belum dapat dipastikan rencana RUPS Bank Jatim. Dari situs Bank Jatim diperoleh informasi Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2024 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk akan dilaksanakan di Surabaya pada hari Kamis, Tanggal 24 April 2025.
Akan tetapi ketika hal tersebut dikonfirmasikan ke Pemprov Jatim RUPS diselenggarakan Bulan Mei 2025.
“Coba besok kami konfirmasi lagi,” kata Kabiro Perekonomian Setda Prov Jatim, Aftabudin.
Sementara itu Sekretaris Direksi Bank Jatim, Nazhiva Anjani yang dikonfirmasi tidak menjawab bahkan langsung memblokir HP awak media.
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya empat institusi dan organisasi masyarakat mendesak Gubernur Jatim segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank Jatim. Desakan tersebut terkait dugaan korupsi kredit fiktif Rp 569, 4 miliar di Bank Jatim cabang Jakarta yang sudah menetapkan dan menahan empat tersangka oleh Kejari Jakarta.
Sebelumnya Komisi C DPRD Jatim mengeluarkan rekomendasi agar seluruh direksi dan komisaris Bank Jatim diganti, imbas dari kasus pembobolan Bank Jatim lewat kredit fiktif Rp 569,4 miliar di cabang Jakarta.
Ketua Komisi C DPRD Jatim, Adam Rusydi menegaskan hal itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik karena Bank Jatim merupakan perusahaan terbuka. Terlebih yang dibobol lewat kredit fiktif angkanya cukup besar mencapai Rp 569,4 miliar, sehingga harus menjadi evaluasi yang besar pula terhadap Bank Jatim.
Sebagai referensi Kasus di lingkup Bank Jatim beberapa kali terjadi. Antara lain pembobolan uang nasabah Rp 119,9 miliar dalam kasus money laundry (TPPU) dengan memanfaatkan kelemahan BI Fast pada J Connect Bank Jatim. Skandal kredit fiktif di Bank Jatim Cabang Syariah Sidoarjo senilai lebih dari Rp 25 Miliar pada 2022.
Kemudian, kredit fiktif senilai Rp 170 miliar di Bank Jatim Cabang Kepanjen, Malang, 2021 lalu.
Desakan lain dikemukakan Ketua Umum Badko HMI Jatim, Yusfan Firdaus. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Jatim pintanya segera digelar pada bulan April ini untuk mengevaluasi total struktur manajemen dan tata kelola korporasi yang dinilai sudah jauh menyimpang dari prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Kami melihat ada upaya sistematis untuk menutup-nutupi kerusakan di dalam tubuh Bank Jatim. Ini bukan sekadar stagnasi, tapi kemunduran serius yang mengancam kepercayaan publik dan integritas lembaga,” tegas Yusfan. Jum’at (11/4/2025).
Yusuf Hidayat, Sekjen Barisan Gus dan Santri (Baguss) menyayangkan kasus kredit fiktif yang terjadi pada Bank Jatim Cabang Jakarta. Apalagi ini bukan yang pertama kali, sebelumnya juga terjadi di Bank Jatim Cabang Kepanjen dan Bank Jatim Syariah Cabang Sidoarjo. Ia pun menyoroti lemahnya peran komisaris yang bertugas mengawasi dan mengevaluasi kinerja Direksi.
“Saya menilai terjadinya kasus kredit fiktif dalam skala besar karena lemahnya pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi Bank Jatim,” kata pria yang akrab disapa Gus Yusuf itu, Sabtu (12/4/2025) seperti dikutip dari AyoJatim.com
Hal yang sama ditegaskan Ormas Jaringan Kawal Jawa Timur (JAKA JATIM). Melalui Korlapnya, Musfiq meminta APH dan aparat berwenang lainnya mengusut tuntas Kerugian Uang negara Rp 569,4 milliar atas nama kredit fiktif yang di desain hanya 4 tersangka, karena ada indikasi campur tangan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Jatim dalam pencairannya. Menurutnya skenario pembobolan rekening yang merugikan uang negara Rp 115 Millar hanya strategi manipulasi kebobrokan Bank Jatim, diduga ada orang dalam yang membocorkan kode rahasia.
“Pecat semua jajaran kepala cabang di 38 kabupaten/kota dan jajaran Direksi serta Komisaris Bank Jatim serta segera melaksanakan RUPS-LB ,” tegasnya.
Dirinya juga mensinyalir adanya jual beli jabatan di Bank Jatim mulai tingkat Kepala Cabang dan Jajaran Direksi
Akan tetapi belum ada tanda tanda Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menanggapi desakan tersebut. Hingga saat ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa belum merespon konfirmasi yang diajukan awak media.
Direktur JatimOne, Badrus Syamsi, pengamat perbankan dan aktivitas anti korupsi menyesalkan sikap Khofifah yang dinilainya tidak bergeming. Dirinya juga menyesalkan sikap sekretaris direksi yang dianggapnya menghambat kerja wartawan.@masduki