Oleh: Syafril Sjofyan
JIKA penusukan Kolonel Purnawirawan Sugeng Waras, Ketua Umum FPPI (Forum Purnawirawan Perjuangan Indonesia) karena kegiatan sebagai aktivis oposisi yang sering demo dan bersuara lantang dalam orasinya. Serta tulisan-tulisan beliau yang tajam mengkritisi rejim Jokowi. Ini jelas sangat keterlaluan di negara demokrasi.
Artinya yang “berkuasa” melakukan “kekejian”, tidak lagi melalui buzzerRP, atau pengaduan kepada polisi dengan tuduhan radikal, intoleran, menghina seperti selama ini dilakukan kepada berbagai kalangan aktivis dan ulama yang berseberangan dengan pejabat/ pemerintah.
Meningkat menjadi kekerasan “main kayu” (istilah main kasar di sepak bola jaman baheula). Ini lebih keras lagi dengan “sajam”. Dilakukan di tengah hari d ssiang bolong. Di jalanan utama kota Cimahi yang ramai lalu lintas. Atau penusukan karena begal yang nekad?.
Konon sebelum kejadian, Kol. Sugeng melakukan pertemuan dengan teman-teman FPPI, kemudian pamit duluan karena ingin ketemu dengan tamu penting dari Jakarta katanya.
Kol. Sugeng membawa mobil. Berhenti setelah pelaku dengan kendaraan bermotor, berteriak minta buka kaca. Begitu Kol. Sugeng keluar pelaku langsung melakukan penusukan. Menghindar dari tusukan yang mematikan, akhirnya kena dua tusukan di paha dan tangan luka. Setelah itu pelaku lari dengan kendaraannya.
Menurut keterangan tidak ada barang berharga yang hilang sewaktu penusukan terjadi. Kecuali Handphone yang raib, entah kapan. Dipegang oleh pihak ketiga?.
Namun jika diflashback ke belakang. Kurang lebih sebulan yang lalu, Kol. Purn. Sugeng menyampaikan bahwa beliau pernah “diteror”. Dipecahkan kaca mobilnya di depan rumahnya.
Polisi harus segera menangkap dan mengungkap tujuan si pelaku secara cepat dan tuntas, agar persepsi di tengah masyarakat tidak berkembang liar.@
*) Aktivis Pergerakan 77-78, Sekjend FKP2B, Presidium KAMI Jabar
Discussion about this post