SIAGAINDONESIA.ID Hampir semua di seluruh pelosok daerah-daerah Kabupaten pasti ada anak jalanan dan pekerja malam bahkan semakin tahun semakin membeludak. Bahkan, hampir tidak tercatat lagi. Namun, yang tetap kita sadari mereka masih tetap ada, selalu ada, dan kita tetap tidak peduli.
Salah satu masalah krusial dari meningkatnya jumlah anak jalanan adalah di antara mereka tidak sedikit yang berumur antara 5 tahun sampai 20 tahun yang hidup di jalanan.
Mereka berada di jalan untuk hidup bebas, lari dari keluarga atau rumah atau untuk mencari tambahan pendapatan keluarga dengan menjadi pengamen, pemulung, pengemis, penjual koran dan lain-lain.
Hidup di jalanan bagi mereka menjadi pilihan terakhir walaupun penuh resiko dan itu bukan cita-cita.
Berdasarkan hal tersebut, Komisaris Metrovin Indonesia H.R. Ardhi Yudistira, S.H., MH., atau biasa yang dipanggil Gus Ardhi, pendiri dan pendampingan anak jalanan dan pekerja malam, sekaligus Komisaris Utama CV. Mentari Abadi Indonesia Jaya mewakili teman-teman untuk menyuarakan uluran tangan Pemerintah supaya memberikan wadah bagi anak jalanan dan pekerja malam.
“Saya berharap Pemerintah mempedulikan nasib anak jalanan, walaupun bekerja jadi penghibur jalanan atau anak perempatan, dia juga warga indonesia yang harus diperhatikan,” kata Gus Ardhi.

Penasehat Pusat Artis Kerja Optimis (ARTJO) ini juga menjelaskan terkait Undang-Undang Dasar 1945 hasil amendemen, Pasal 34 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”.
“Penanganan dan pemberdayaan, tampaknya belum dipahami secara merata di semua instansi pemerintah tentang mandat konstitusi untuk memperhatikan salah satu anak jalanan dan anak terlantar,” cetusnya.
“Ia berharap Pemerintah peduli dengan nasib kami, anak jalanan yang selalu di pandang rendah oleh mereka-meraka, saya juga akui ini bukan cita-cita dari kecil, ini keterpaksaan dan keadaan. Hasil dapat mengamen rata-rata 60 ribu itu dibagi bertiga berarti 20 ribuan,” tandas Gus Ardhi saat di emui awak media.
Keprihatinannya selalu timbul ketika melihat anak-anak jalanan yang bekerja keras untuk menyambung hidupnya. Kegiatan anak-anak jalanan yang sangat bertolak belakang dengan anak-anak kecil yang lebih beruntung lainnya menyisipkan tangis dalam hati Gus Ardhi asal Jombang tersebut.
Gus Ardhi menambahkan, “Untuk merubah sikap atau perilaku anak jalanan itu sangat sulit perlu adanya pendampingan dan memiliki kesabaran yang luar biasa, karena setelah kita tarik ke pondok sikap anak-anak masih terbawa sikap saat waktu ada di jalanan sehingga perlu adanya perhatian khusus”.
Gus Ardhi juga menjelaskan bahwa, “kebutuhan anak-anak saat ini adalah pelatihan-pelatihan yang bisa membuka peluang usaha, salah satunya adalah memberikan pelatihan keterampilan kerja mandiri.”@Ar