SIAGAINDONESIA.ID Rencana Pembangunan Pelabuhan Perikanan Campurejo Gresik dinilai tidak akan ada manfaatnya jika pemerintah tidak mampu mendatangkan pembeli di lokasi pelabuhan.
“Nasibnya akan seperti Pelabuhan Bulu Tuban, pelabuhannya bagus tetapi sepi ikan, karena tidak terjadi transaksi jual-beli antara nelayan dan pembeli”. Demikian dikatakan Ketua Himpunan Nelayan (HNSI) Gresik, Sudarlin.
Ditambahkan olehnya yang terjadi sekarang di Pelabuhan Campurejo kapal-kapal dari Kalimantan membawa ikan dan langsung dibawa oleh pemilik barang atau agen, sehingga tidak terjadi transaksi.
“Jadi fungsinya Pelabuhan Campurejo hanya sebagai pelabuhan transit, walupun nanti dibangun”, imbuhnya.
Sudarlin mengingatkan DKP Jawa Timur untuk tcemat dalam membangun pelabuhan dan membawa manfaat bagi massyarakat sekitarnya khususnya memberi nilai tambah untuk nelayan.
Dia mencontohkan di Pelabuhan Paiton Kabupaten Probolinggo jumlah kapal yang sandar bisa dihitung jari, sementara TPI belum maksimal padahal pelabuhan tersebut dibangun menghabiskan dana APBD puluhan miliar demikian pula halnya dengan pelabuhan Muncar yang dulu merupakan pelabuhan primadona, nasibnya sekarang seperti musium,
“TPI Muncar kurang maksimal, kalah dengan aktivitas TPI Brak Kalimoro milik Kabupaten Banyuwangi”, pungkasnya.

Seperti yang pernah diberitakan, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur tahun lalu merecanakan pembangunan di sejumlah pelabuhan yang dituangkan dalam pekerjaan Konsultan khsususnya di Bidang Perikanan Tangkap. Ada 16 Proyek Konsultansi Tahun 2023 di Sembilan Pelabuhan Perikanan, masing masing di Pelabuhan Campurejo Gresik, Banyusangka Bangkalan, Popoh Tulungagung, Muncar Banyuwangi, Puger Jember, Pasongsongan Sumenep, Sine Tulungagung, Tambakrejo Blitar dan Grajagan Banyuwangi.
Jenis studi bervariasi antara lain Reviu DED, Studi Dokumen Lingkungan, Reviu Masterplan dan ada Pengawasan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Grajagan Banyuwangi tahap 8. Sebagai catatan umumnya pelabuhan pelabuhan tersebut sudah beroperasi dan tidak pernah bermasalah terkecuali persoalan sumber daya ikan yang semakin berkurang seperti di Selat Bali (Muncar), Campurerjo (Gresik), Banyusangka (Bangkalan), Pasongsongan (Sumenep) berada di laut Jawa, sebagian Selat Madura yang kondisinya overfisihing atau kelebihan tangkap.
Sedangkan pelabuhan lainnya di selatan, seperti Grajagan (Banyuwangi), Popoh dan Sine (Tulungagung), Tambakrejo (Blitar) yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir digelontor dana puluhan miliar rupiah untuk pembanguan konstruksi dermaga, pemecah gelombang dan kantor pelabuhan akan tetapi terkendalah SDM nelayan yang umumnya oneday fishing.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Nelayan (HNSI) Jawa Timur, Kamil Anadjib berpesan agar tidak hanya membangun pelabuhan, akan tetapi bisa mendatangkan dan meramaikan pembeli, supaya dapat meningkatkan PAD sehingga dana yang keluar untuk Reviu Masterplan dan Pengawasan Pembangunan Pelabuhan bisa balance dengan pemasukan yang diperoleh.
“Jadi tidak cukup dibangun, Pelabuhan Campurejo Perlu Datangkan Pembeli,” ungkap Kamil.
Sementara itu Ketua Forum Masyarakat Peduli Nelayan (FMPN) Jawa Timur, Salehwangen Hamsar mengatakan, studi atau kajian yang dituangkan dalam proyek konsultasi seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
“Sumberdaya ikan yang semakin menyusut seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah,” ungkapnya.
Selain itu Salehwangen menggarisbawahi kesulitan nelayan seperti mengurus buku pelaut dan keharusan nelayan memiliki Surat Keterangan Kecakapan Berlayar (SKK 30 dan SKK 60) tidak efektif.
“Tidak semua nelayan berlayar hingga 30 mil sampai 60 mil dan sebagian besar nelayan Jawa Timur nelayan oneday fishing, ini yang seharusnya diperjuangkan DKP untuk ditiadakan,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Alan Wahyu Putra menjelaskan, dinas membutuhkan analisa yang tajam serta kelayakan untuk mempesiapkan suatu pelabuhan yang akan dibangun.
“Dari konsultan kita mendapatkan hasil analisa yang kongkrit sehigga jika pelabuhan tersebut dibangun dipastikan akan membawa multiplier effect atau efek berganda,” jelasnya saat dihubungi melalui pesan singkat. (Rel)
Discussion about this post