SIAGAINDONESIA.ID PBB meminta Rusia membuka pelabuhan Ukraina sehingga biji-bijian dapat diekspor.
Hal itu disampaikan Kepala Program Pangan PBB (WFP) David Beasley. Selama KTT, Beasley lansung merujuk pada penguasa Kremlin, Presiden Vladimir Putin, dan memintanya untuk membuka pelabuhan Ukraina.
“Jika Anda punya hati, tolong buka pelabuhan-pelabuhan ini,” katanya.
Seperti dilansir dari Al Jazeera, bahwa WFP membeli 50 persen pasokan gandumnya dari Ukraina untuk memberi makan sekitar 125 juta orang di dunia.
Menanggapi hal itu, kantor berita Rusia Interfax merilis pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko yang menyinggung soal sanksi AS dan Eropa.
“Anda tidak hanya harus mengajukan banding ke Federasi Rusia tetapi juga melihat secara mendalam seluruh kompleks alasan yang menyebabkan krisis pangan saat ini dan, dalam contoh pertama, ini adalah sanksi yang telah dijatuhkan terhadap Rusia oleh AS dan UE yang mengganggu perdagangan bebas normal, meliputi produk makanan termasuk gandum, pupuk, dan lainnya,” kata Rudenko.
Keputusan Rusia untuk menyerang tetangga selatannya telah mencegah Ukraina menggunakan pelabuhan utamanya di Laut Hitam dan Azov.
Hal ini tentu saja memangkas ekspor gandum Ukraina secara dratis, dengan bulan ini total produk menyusut lebih dari setengahnya dibanding dengan tahun lalu.
Sekedar diketahui, Ukraina sendiri adalah salah satu produsen biji-bijian terbesar di dunia, dan biasanya sebagian besar produknya melalui pelabuhan.
Karena Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina, maka negara tersebut terpaksa mengekspor barang-barangnya dengan kereta api atau melalui pelabuhan-pelabuhan kecil di Sungai Danube.
Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Ukraina juga merupakan pengekspor utama jagung, barley, minyak bunga matahari dan minyak lobak. Sementara Rusia dan sekutunya Belarusia menyumbang lebih dari 40 persen ekspor global nutrisi tanaman kalium karbonat.@