SIAGAINDONESIA.ID Setidaknya delapan orang mantan pejabat Bank Jatim mencalonkan menjadi direksi Bank Jatim periode 2025-2028. Dua diantaranya pernah menduduki posisi direksi. Mereka yang mengikuti seleksi, Koento, Eko Ardian, Firman, Yoga, Wahyu, Toni (eks direktur), Arief (eks direktur) dan Herijadi.
“Untuk jabatan komisaris tidak satupun berasal dari intern Bank Jatim,” Demikian diungkap Ordal Bank Jatim yang keberatan disebut namanya.
Belum diperoleh informasi siapa diantaranya yang terpilih duduk di jajaran direksi. Komisaris dan direksi Bank Jatim rencana diumumkan saat berlangsung RUPS Tanggal 22 Mei 2024 di Surabaya.
Sementara itu Presidium JatimOne, Badrus Syamsi mengatakan apa yang terungkap di permukaan soal Bank Jatim selama ini sangat parah. Bank andalan Pemprov Jatim itu didera korupsi berkepanjangan.
Demikian pula pemilihan direksi dan komisaris diduga tidak murni didapat dari hasil test seleksi Panitia Seleksi (Pansel) dan dilakukan tidak transparan.
Protes yang Anggota Komisi C DPRD Jatim, Fuad Bernadi soal susunan anggota Pansel juga dianggap bermasalah, diduga sarat kolusi.
Selain itu komisi pimpinan dan anggota Komisi C DPRD Jatim juga melakukan aksi ‘demo’ melabrak Ketua DPRD Jatim yang dianggap tidak responsif atas rekomendasi Komisi C yang tidak dikirim ke Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa soal keruwetan di Bank Jatim yang diduga terstruktur, sistematis dan masif itu.
Seperti diketahui Komisi C membidangi keuangan, pendapatan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, badan usaha milik daerah, perusahaan patungan, dan penanaman modal.
Badrus Syamsi yang juga aktivis antikorupsi itu menyesalkan sikap Gubernur Jatim yang tidak tegas.
“Ketua Pansel yang memilih direksi dan komisaris periode sebelumnya ditunjuk lagi padahal jelas direksi hasil pilihan kinerjanya jeblok,” tegasnya.
Badrus Syamsi yang mantan Direktur di salah satu BUMD Bangkalan tersebut mengkhawatirkan Bank Jatim kedepan tidak lebih baik.
“Proses pemilihan komisaris dan direksi tidak transparan, untuk apa dibentuk Pansel kalau hanya formalitas,” sindirnya. @masduki
Discussion about this post