Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Langgar Wewenang Presiden dan DPR Periode 2024-2029: Wajib Batal

Signal Genting Ekonomi Q1/2025, Alarm Keras Bagi Pemerintah

Mei 12, 2025
Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

Mei 12, 2025
Jokowi Mulai Diselidiki Bareskrim

Negara Diablo Joko Widodo

Mei 12, 2025
Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Langgar Wewenang Presiden dan DPR Periode 2024-2029: Wajib Batal
Ekonomi

Signal Genting Ekonomi Q1/2025, Alarm Keras Bagi Pemerintah

by redaksi
Mei 12, 2025
0
1.4k

Oleh: Anthony Budiawan BADAN Pusat Statistik (BPS) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen. Sekilas, tidak terlalu buruk....

Read moreDetails
Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

Mei 12, 2025
1.4k
Jokowi Mulai Diselidiki Bareskrim

Negara Diablo Joko Widodo

Mei 12, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Senin, Mei 12, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Monster Demokrasi Itu Bernama Jokowi

by redaksi
Februari 4, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Mulai Fokus Pembuktian Ijazah Palsu Jokowi

M Rizal Fadillah. Foto: ist

501
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: M Rizal Fadillah

SUDAH saatnya Jokowi dilengserkan akibat penyimpangan kepemimpinan berupa cawe-cawe brutal untuk menyukseskan Gibran menjadi Wapres Prabowo. Rakyat membaca Jokowi telah menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Kenekadan menjalankan prinsip machiavelisme adalah pertanda bahwa Jokowi memang sedang dalam proses tenggelam. Meraih apa yang dapat diraih, menendang apa yang bisa ditendang. Panik dan meronta-ronta.

Ciivitas academica berbagai perguruan tinggi di Indonesia secara bergantian menyampaikan kritik dan peringatan kepada Jokowi. Pernyataan Sikap dibacakan oleh para Guru Besar, Dosen, Alumni maupun Mahasiswa. Pada intinya konten penyikapan berkaitan dengan keprihatinan atas penggerusan prinsip demokrasi, politik dinasti, serta tak peduli pada etika dan moral berbangsa dan bernegara.

Jokowi memang layak dijuluki monster demokrasi karena ia sejak awal memerintah sudah merusak tatanan kehidupan demokrasi Indonesia. Wajahnya kalem, dingin, memelas kadang lucu, tetapi perilakunya merusak. Menyandera, menekan, menipu, masa bodoh terhadap seruan kebenaran dan keadilan.

Menurut kamus monster di samping berarti contoh barang dagangan untuk dinilai mutunya juga binatang, orang atau tumbuhan yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa, makhluk menakutkan yang hanya ada dalam dongeng. Itu monster dalam makna umum, dalam politik juga sering muncul monster-monster seperti itu.

Jokowi adalah contoh monster politik, monster demokrasi. Lima hal contoh perusakan demokrasi yang dilakukannya, yaitu:

Pertama, penghormatan HAM yang lemah bahkan pengabaian. Kasus tewas 800 an petugas KPPS, pembunuhan 21-22 Mei dan 6 Syuhada serta Kanjuruhan disikapi santai dan dingin ala monster.

Kedua, obral Perppu dari kebiri, covid hingga cipta kerja. Perppu dan pengendalian DPR oleh Jokowi luar biasa. Perppu menjadi bantalan korupsi dan perilaku otokrasi. Hukum ditunggangi untuk mengeksekusi kepentingan Jokowi.

Ketiga, mengobrak-abrik KPK dengan melemahkan kedudukannya. KPK menjadi alat kepanjangan tangan Jokowi untuk menaklukan Menteri dan Kepala Daerah. Semua dibuat menghamba di bawah ancaman. Jokowi menjalankan politik mafioso.

Keempat, menakut-nakuti dan menyandera ketum-ketum partai. Para ketum itu gemetar dan siap mengikuti perintah untuk mengalokasikan kebijakan Jokowi melalui partai-partai di bawah pimpinannya. Termasuk mendukung Gibran.

Kelima, tidak netral dalam Pilpres untuk membantu anak. Menggalang TNI, Polri, ASN dan Kepala Desa. Klaim hak politik justru membodohi rakyat. Melanggar etika, moral bahkan hukum. Nepotisme dijalankan dengan tebal muka atau muka badak.

Monster itu bercitra buruk, jahat dan menakutkan. Monster baik ada seperti Sulley dalam film Monsters Inc. Top scarer ini lucu saja. Malah membela Boo anak kecil dari penakut Randall. Sayang Jokowi bukan seperti Sulley justru ia dan anak kecil Gibran menjadi monster yang menakut-nakuti dan merusak demokrasi.

Sudah saatnya Jokowi untuk dilengserkan agar demokrasi dapat dipulihkan kembali. Kampus sudah menggeliat untuk membangunkan mahasiswa agar bergerak melawan monster demokrasi yang bernama Jokowi. Jokowi mulai ketakutan.@

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Share200Tweet125
Previous Post

Program Borong Hasil Bumi (BOHAI) Satgas 330 Tri Dharma, tetap Menjadi Primadona Warga Intan Jaya

Next Post

Kampus Menggugat: Suara Moral di Tengah Gelisah Demokrasi, Aminkan Aja!

Berita Terkait

Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Langgar Wewenang Presiden dan DPR Periode 2024-2029: Wajib Batal

Signal Genting Ekonomi Q1/2025, Alarm Keras Bagi Pemerintah

by redaksi
Mei 12, 2025
0
1.4k

...

Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

Danantara Itu Bisa Lebih Kaya Dari VOC

by redaksi
Mei 12, 2025
0
1.4k

...

Jokowi Mulai Diselidiki Bareskrim

Negara Diablo Joko Widodo

by redaksi
Mei 12, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Setelah UGM dan UII, Civitas UI Bersuara: Demokrasi Negeri Terkoyak

Kampus Menggugat: Suara Moral di Tengah Gelisah Demokrasi, Aminkan Aja!

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.