SIAGAINDONESIA.ID Saat ini kasus Covid-19 di Ibu Kota meningkat lagi. Peningkatan tersebut berbarengan dengan ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sejak 15 Mei 2022.
Kasus Covid-19 terkonfirmasi di Ibu Kota Selasa (7/6/2022) tercatat 260 kasus. Kemudian, Rabu (8/6/2022) meningkat menjadi 288 kasus, dan Kamis (9/6/2022) sempat turun sedikit 276 kasus, Namun Jumat (10/6/2022), melonjak menjadi 333 kasus.
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andani Eka Putra mengungkapkan, ada empat kasus positif BA.4 dan BA.5 ditemukan di Jakarta. Kasus pertama, positif BA.5 dari sampel pasien yang masuk pada 15 Mei.
Kasus kedua dan ketiga merupakan positif BA.5 dari sampel pasien pada tanggal 24 Mei. Dan, kasus keempat, positif BA.4 dari sampel pasien pada 2 Juni.
“Kasus itu baru dilaporkan pada 6 Juni karena hasil uji Whole Genome Sequencing (WGS) baru keluar tanggal segitu,” kata Andani dalam seminar daring, Minggu (12/6/2022).
Namun, ditegaskan Andani, peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta tidak ada kaitannya dengan penemuan kasus BA.4 dan BA.5 ini.
“BA.5 ditemukan sejak 15 Mei, seharusnya terjadi lonjakan kasus dengan subvarian tersebut. Nyatanya, hingga 2 Juni hanya ditemukan dua kasus baru dengan subvarian BA.5,” ujarnya.
Nah, di tengah meningkatnya kasus Covid-19, BUMN mengembangkan vaksin Covid-19 besutan PT Bio Farma (Persero). Hal ini terus mengalami perkembangan positif. Kini, prosesnya sudah masuk uji klinis fase tiga. Capaian ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia mampu membuat vaksin sendiri.
Targetnya, akhir Juli 2022 vaksin ini akan memperoleh Izin Pengunaan Darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahkan akan ada 120 juta dosis vaksin yang diproduksi.
“Kita bahkan bisa mendonasikan vaksin kita ke negara-negara membutuhkan terutama negara low-medium income,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir pada Kamis (9/6/2022) lalu.
Honesti menambahkan bahwa uji klinis fase 3 ini merupakan milestone utama terutama bagi Industri Kesehatan di Indonesia, dimana pihaknya akan melaksanakan kick off uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN, yang proses produksi hulu hingga ke hilir nya dilakukan di Indonesia.
“Vaksin BUMN merupakan salah satu karya anak bangsa, karena mulai dari pengembangan working seed vaksin / bibit vaksin, dilaksanakan di Indonesia dan dilakukan oleh ahli – ahli yang berasal dari Indonesia, tentu saja kami berharap, Uji klinis fase 3 ini dapat berjalan lancar sesuai rencana dan memberikan hasil optimal”, ungkap Honesti.
Ke depannya apabila uji klinis fase 3 ini lancar, Bio Farma akan mengajukan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) kepada Badan POM paling lambat pada akhir Juli 2022, dan akan didaftarkan untuk Emergency Use Listing/EUL) ke Badan Kesehatan Dunia, untuk keperluan Ekspor Vaksin Covid-19.
Melansir laman Bio Farma, vaksin BUMN merupakan hasil kolaborasi global antara Bio Farma bersama Baylor College of Medicine, USA yang sudah terdaftar di tahap pengembangan kandidat vaksin WHO Covid-19 sejak Juni 2021 yang lalu.
Vaksin BUMN menggunakan teknologi Subunit Protein Rekombinan (protein Receptor Binding Domain/RBD), merupakan buatan Indonesia, dan akan digunakan sebagai vaksin primer, setelah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan POM pada akhir Juli 2022.
Pelaksanaan uji Klinis Fase 3 ini, dilakukan setelah Bio Farma mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) untuk Uji Klinis Fase 3, yang telah ditandatangani oleh Kepala Badan POM RI Penny K Lukito pada tanggal 6 Juni 2022.
Selain dilaksanakan di Semarang, Uji Klinis Fase 3 juga dilaksanakan di kota Jakarta bekerjasama dengan FK Universitas Indonesia, Padang bekerjasama dengan FK Universitas Andalas, dan Makassar bekerjasama dengan FK Universitas Hasanuddin.
Penny K Lukito mengatakan vaksin Covid-19 ini merupakan vaksin pertama yang pengembangannya dari hulu hingga hilir dikembangkan di Indonesia oleh Bio Farma.
“Hal ini merupakan langkah besar untuk kita menuju pada kemandirian obat dan vaksin, untuk memenuhi Inpres No 6 Tahun 2016, jadi kami tentunya mengucapkan terima kasih kepada industri yang sudah mengikuti standar Badan POM karena kami ingin apa yang dkembangkan di Indonesia adalah produk – produk yang memang berdaya saing global terlebih dengan kredibilitas Bio Farma yang sudah lebih dari 130 tahun baik di tingkat internasional maupun regional”, ungkap Penny.
Penny menegaskan bahwa Vaksin Covid-19 BUMN ini, merupakan vaksin pertama yang dikembangkan di Indonesia dari mulai bibit vaksinnya, dan dikembangkan di Bio Farma lagi menjadi vaksin yang memenuhi standar GMP (Good Manufacture Practices) untuk menjadi vaksin komersial. Hal ini juga merupakan proses perkuatan science kita dibidang pemgembangan vaksin dan juga tentunya peningkatan kapasitas industri farmasi di bidang vaksin di Indonesia.
Sementara itu Dante Saksono mengatakan salah satu modal untuk melakukan terobosan baru dalam penanganan Covid-19 adalah pembuatan vaksin. Vaksin yang diinisiasi dari BUMN ini merupakan salah satu project yang akan masuk dalam Uji Klinis tahap 3.
“Kami menyambut baik uji klinis tahap 3 ini, dan semoga uji klinis tahap 3 ini dapat selesai dengan sempurna sehingga nanti akan mendapatkan EUA dari badan POM sehingga bisa digunakan. Saya berharap Vaksin ini tidak akan berhenti pada penggunaan vaksin primer pada uji klinis, tetapi harus digunakan juga untuk vaksin booster”, ujar Dante.
Dante meneruskan bahwa pihaknya tidak mengetahui kapan Pandemi ini akan berakhir. Oleh karenanya butuh beberapa hal, yang harus mendukung bahwa pandemi ini, akan tetap terkendali salah satunya pada pemberian support pada vaksin booster.
“Kami mendukung dan mensupport Bio Farma, agar vaksin Covid-19 BUMN dapat digunakan untuk kegiatan vaksin booster terutama di beberapa masa yang akan datang,” tutup Dante.
Bagi Bio Farma sendiri, pelaksanaan uji klinis ini, bukanlah yang pertama kali. Tercatat Bio Farma sudah melakukan uji klinis lebih dari 30 kali, baik yang dilakukan di dalam negeri, maupun diluar negeri. Untuk vaksin Covid-19 sendiri, Bio Farma pernah terlibat dalam pelaksanaan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 dari Sinovac, yang dilakukan pada tahun 2020 yang lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, terjadinya pandemi memberi banyak pelajaran berharga. Terutama ketika di awal pandemi, terjadi krisis pengadaan vaksin.
Ia menilai, Indonesia harus merefleksikan kembali kekuatannya di sektor kesehatan dan bioteknologi. Karena hal ini merupakan isu multi dimensi, yang juga berpengaruh pada ketahanan nasional.
“Inilah pentingnya membangun kedaulatan kesehatan di Indonesia. Jangan sampai nasib ketahanan kesehatan kita bergantung pada bangsa lain. Kita tidak ingin menjadi fakir dalam sains dan teknologi kesehatan modern,” ujarnya.
Karenanya, BUMN sangat serius membangun basis bioteknologi yang mutakhir demi menunjang sistem kesehatan nasional dan mencegah kembali terjadinya pandemi.
Mantan bos Inter Milan ini mengapresiasi pengembangan vaksin Covid-19 BUMN dengan platform protein rekombinan, yang saat ini telah memasuki tahapan uji klinis fase ketiga. Hal ini merupakan wujud negara hadir dalam memberikan akses yang merata untuk ketahanan kesehatan.
“Jika lolos uji klinis fase akhir ini, Bio Farma siap memproduksinya secara massal. Baik itu sebagai vaksin primer ataupun booster dan akan didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia,” katanya.
Dengan begitu, seluruh inisiatif yang selama ini diimplementasikan dapat terus berjalan, guna menekan tingkat ketergantungan akan impor Bahan Baku Obat (BBO).
“Kami sudah siapkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 BUMN hingga 250 juta dosis per tahun. Ini transformasi, terobosan yang ada di BUMN. Kita punya vaksin sendiri, tidak terus menerus mengimpornya,” tandasnya.@