Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat

Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat

Mei 14, 2025
Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

Mei 14, 2025
Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

Mei 14, 2025
Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat
Alutsista

Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat

by wiwin boncel
Mei 14, 2025
0
1.4k

SIAGAINDONESIA.ID    Dalam suasana hening dan penuh kekhidmatan, Yonif 320/Badak Putih menggelar upacara Renungan Suci sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari...

Read moreDetails
Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

Mei 14, 2025
1.4k
Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

Mei 14, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Rabu, Mei 14, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Membangun Pesantren Tanpa Cawe-cawe Orangtua

by redaksi
Juni 30, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Hukum Mengingkari Nasab

KH Luthfi Bashori. Foto: dok. pribadi

495
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: KH Luthfi Bashori

SEJAK kecil saya lebih senang jika menjadi diri saya sendiri, dan kurang senang bermanja ria kepada orang tua, atau kepada keluarga, apalagi jika harus mengandalkan silsilah nasab keturunan.

Setelah saya belajar di pesantren yang tentunya saat itu harus keluar dari rumah orang tua kurang lebih selama 9 tahun, maka saya merasakan ada kenikmatan yang sangat luar biasa, jika saya berhasil menjadi diri sendiri dan tidak terlalu menggantungkan segala sesuatu itu kepada nama besar dan kemapanan orang tua.

Rumah ayah, cukuplah besar, bertingkat 3, ada 10 kamar, demikian juga dengan pesantren yang didirikan oleh ayah, terhitung pesantren yang besar dan mentereng.

Namun, saya enggan menempatinya. Saya juga tidak mau kalah dengan prestasi ayah, maka saya pun merintis sebuah pesantren sendiri yang sederhana, sesuai kemampuan pribadi, dan merasa enggan jika disumbang dana pembangunan oleh orang tua.

Alhamdulillah saya berhasil membangun pesantren dan rumah kecil berukuran 6 x 10 dengan 5 kamar yang cukup sederhana, saya tempati bersama istri dan anak hingga kini, dari dana sendiri, walaupun rumah orang tua yang cukup mentereng itu sangat memungkinkan untuk saya tempati secara permanen.

Semua bangunan rumah dan pesantren yang saya dirikan, saya rintis sendiri tanpa ada cawe-cawe keluarga secara langsung. Baik dana maupun kurikulum pendidikan, sengaja saya setting yang berbeda dengan pesanten rintisan orang tua, walaupun sejak tahun 1991, saya menjabat Ketua Umum Kepengurusan di pesantren orang tua.

Setelah ayah saya wafat, maka saya merangkap jabatan di samping sebagai pengasuh pesantren Ribath Almurtadla Al-Islami yang saya dirikan sendiri, juga sebagai pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) yang didirikan oleh ayah.

Semoga ke depan saya bisa membangun lagi pesantren-pesantren yang lain, untuk melebarkan sayap pendidikan islami.

Demikian juga dalam banyak hal, termasuk dalam dunia dakwah saya sering kali merintis atau melakukan sebuah langkah yang sengaja berusaha untuk tidak mengekor kepada kebesaran nama orang tua, maupun nama keluarga, hingga Alhamdulillah saya bisa berdakwah keliling manca negara dengan berbekal kemampuan pribadi, tanpa harus menggunakan embel-embel nasab keturunan.

Banyak komunitas yang saya berada di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak mengenal kepribadian ayah saya, maupun sislilah nasab saya. Terutama para jama’ah yang berada di luar pulau Jawa serta di luar negeri.

Adapun cara saya menghormati kedua orang tua serta keluarga, adalah berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan melestarikan warisan amalan baik dan pesantren tinggalan orang tua, khususnya di saat saya berada di dalam lingkungan intern keluarga.

Dalam menceritakan ulasan di atas ini, tujuan saya tiada lain, ingin mengajak agar semua dzurriyah dari para ulama pendiri pesantren yang ada di tengah masyarakat itu, hendaklah mempersiapkan diri sejak dini, agar menjadi jiwa yang mandiri, siap terjun kemana saja saat diperlukan oleh umat Islam, dan tidak harus menggunakan nama besar orang tua maupun nasab keluarga, padahal dirinya sangat rapuh tanpa dasar ilmu agama yang memadai.

Tentunya, sangatlah kasihan nasib umat Islam di masa yang akan datang, dan mereka pun semakin kebingungan saat mencari panutan dan keteladanan untuk menggapai akhirat yang sebaik-baiknya, namun ternyata tokoh yang dijadikan panutan itu tidak mendalami ilmu agama, karena hanya berbekal nasab serta kebesaran nama orang tua atau nama keluarga.@

*) Pengasuh Pesantren Ribath Almurtadla & Pesantren Ilmu Alquran (Singosari-Malang)

Share198Tweet124
Previous Post

Uang Indonesia Telah Hilang 1000 Triliun Akibat Judi

Next Post

27 Persen Betawi Mungkin Boikot, Golput Berpotensi Capai 50 Persen

Berita Terkait

Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat

Renungan Suci Warnai HUT Ke 65 Yonif 320/Badak Putih dengan Khidmat

by wiwin boncel
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

Jatim Gagas BUMD Holding, Danantara Lahir Lebih Dulu

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

Bareng Edho Zell, J&T Connect Preneur Tour 2025 Bantu UMKM Kuasai Pasar Digital

by wiwin boncel
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Next Post
27 Persen Betawi Mungkin Boikot, Golput Berpotensi Capai 50 Persen

27 Persen Betawi Mungkin Boikot, Golput Berpotensi Capai 50 Persen

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.