SIAGAINDONESIA.ID,- SURABAYA—Sebanyak 15 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2025 membuat inovasi dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RW 02 Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya.
Alat sederhana itu mampu menjernihkan air limbah rumah tangga menjadi air bersih yang layak digunakan untuk menyiram tanaman, membersihkan lingkungan, hingga mendukung budidaya ikan lele warga.
Hafiz Iqbal Maulana, Ketua Kelompok KKN-T, mengungkapkan bahwa tema KKN Unesa tahun ini mengangkat isu ketahanan pangan sebagai bagian dari kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pencapaian Asta Cita pembangunan nasional.
Inovasi itu, kata Iqbal, berawal dari keprihatinan akan limbah selokan yang selama ini mengalir begitu saja tanpa dimanfaatkan, sehingga mereka tergerak untuk menghadirkan solusi berkelanjutan.
“Kami ingin menghadirkan inovasi untuk mendukung pemanfaatan air secara efisien, terutama untuk pertanian dan perawatan tanaman warga,” ujar mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jepang tersebut.
Iqbal menjelaskan bahwa proses filtrasi air pada IPAL terdiri dari tiga tahap, yaitu penyaringan fisik, kimiawi, dan biologis. Air limbah yang diambil dari selokan, kata Iqbal, terlebih dahulu difilter menggunakan pompa, lalu disaring menggunakan batu zeolit dan sabut kelapa untuk menghilangkan partikel kotoran.
Setelah itu, lanjutnya, air diproses secara kimiawi menggunakan arang dan batu apung untuk menetralkan pH dan warna. Pada tahap akhir, air melalui proses biologis dengan media bioball dan batu karang jahe untuk menghilangkan bau.
“Dibutuhkan waktu sekitar enam jam saat instalasi awal untuk menghasilkan air bersih, dan hanya dua jam ketika sistem sudah aktif berjalan,” jelasnya.
Selain dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, terang Iqbal, air hasil olahan IPAL juga bisa digunakan warga untuk budidaya ikan lele dan membersihkan lingkungan sekitar, sehingga membantu menghemat penggunaan air bersih sehari-hari.
Pembangunan IPAL ini bukan tanpa tantangan. Iqbal mengungkapkan bahwa timnya sempat mengalami berbagai kendala, seperti kebocoran kran timba hingga masalah instalasi listrik.
Namun, semangat mereka tak surut. Berkat dukungan penuh dari warga, mulai dari penyediaan tempat, peralatan, hingga konsumsi, menjadi energi positif yang menyatukan langkah mereka.
“Menjadi pengalaman baru bagi kami. Antusiasme kami sangat tinggi karena juga mendapat dukungan penuh dari warga,” kenang Iqbal.
Salah satu warga, Sandi Priatama, merasakan langsung manfaat keberadaan IPAL yang membantu mengurangi limbah rumah tangga dan menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
“Air dari IPAL bisa dipakai nyiram tanaman dan bersihkan lingkungan, jadi lebih hemat air PDAM,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, keberadaan IPAL turut mendorong meningkatnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan. Warga menjadi lebih aktif menyiram tanaman dan menjaga kebersihan sekitar karena akses terhadap air bersih lebih mudah. @jf/sr
Discussion about this post