SIAGAINDONESIA.ID Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan perhatian khususnya kepada para pedagang pasar tradisional yang ada di wilayah Kecamatan Taman-Sidoarjo, dalam setiap kunjungannya.
Salah satu hal yang menjadi ciri khas dalam kampanyenya adalah membawa celemek untuk dibagikan kepada para pedagang. Inisiatif ini mendapat sambutan hangat, mengingat celemek sangat bermanfaat untuk menjaga pakaian tetap bersih selama mereka beraktivitas.
Khofifah menjelaskan bahwa celemek adalah perlengkapan yang sering digunakan oleh pedagang, terutama di pasar tradisional. “Celemek ini membantu pedagang dalam menjaga pakaian mereka tetap rapi dan bersih selama bekerja. Kami membawa celemek ini di setiap kunjungan ke pasar tradisional, sebagai bentuk perhatian kecil, namun bermakna bagi para pedagang,” ujar Khofifah saat menyambangi pedagang di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Rabu (16/10/2024).
Selain fungsinya yang praktis, lanjut Khofifah, celemek juga dianggap sebagai simbol dukungan Khofifah terhadap para pedagang kecil di pasar. “Para pedagang selalu memberikan doa-doa terbaik mereka, dan ini menjadi dorongan semangat bagi kami. Doa-doa mereka begitu tulus, dan kami yakin doa-doa ini akan diijabah oleh Allah SWT,” lanjutnya.
Tak hanya membagikan celemek, Khofifah juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan para pedagang dan pembeli di pasar. Ia mendengarkan berbagai aspirasi yang disampaikan, khususnya terkait peningkatan kesejahteraan pedagang kecil. “Kami ingin mendengar langsung apa yang dibutuhkan pedagang di lapangan, karena pasar tradisional merupakan denyut nadi ekonomi rakyat,” imbuhnya.
Selain berbicara tentang pedagang, Khofifah juga menyoroti kualitas buah-buahan lokal yang dijual di pasar-pasar tradisional. Menurutnya, kualitas buah lokal semakin membaik, berkat inovasi para petani yang terus mengembangkan produk mereka. “Buah-buahan lokal kita sekarang sudah jauh lebih baik. Petani kita terus berinovasi untuk menghasilkan buah yang berkualitas tinggi,” katanya.
Khofifah berharap, dengan peningkatan kualitas tersebut, konsumsi buah impor di Jawa Timur bisa semakin dikurangi. “Kami berharap ke depan kita bisa lebih banyak mengonsumsi buah lokal. Ini juga bagian dari upaya kita untuk mendukung petani dan sektor perkebunan lokal,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Khofifah juga menyinggung pentingnya membangun persaudaraan melalui simbol-simbol budaya lokal, termasuk buah-buahan khas dari berbagai daerah di Indonesia. Ia mencontohkan matoa, buah khas Papua, yang selalu tersedia di Gedung Negara Grahadi sebagai simbol persatuan antara daerah di Indonesia. “Matoa ini lambang persaudaraan kita, dan selalu ada di Grahadi,” tutupnya.(*)