SIAGAINDONESIA.ID Total kredit bermasalah Bank Jatim diperkirakan lebih dari dua Triliun.
“Selain dugaan korupsi di cabang Jakarta, kredit bermasalah lainnya di bank plat merah milik Pemprov Jatim ini totalnya diprediksi lebih dari dua triliun,” jelas salah seorang mantan direksi Bank Jatim itu.
Menurut informasi dari Ordal yang tidak bersedia disebut namanya,
Pemprov Jatim seharusnya menunjuk lembaga independen yang ditugasi mengungkap kredit macet lainnya di cabang-cabang maupun kredit yang di relaksasi.
“Kreditnya sudah macet tidak diberi garis merah, masih berstatus biru karena diberi opsi relaksasi dan jumlahnya sekitar dua sampai tiga triliun,” ungkapnya.
Sementara itu Presidium JatimOne, Badrus Syamsi mengatakan di dalam RUPS yang akan digelar 22 Mei ini diharapkan tidak semua direksi dipilih berlatar belakang bankers.
“Ini berbahaya karena hanya orang bank yang mengerti siasat permainan Bank. Kehadiran profesional non bank sangat dibutuhkan untuk mencegah hal itu terjadi,” ungkapnya.
Dirut Bank Jatim yang terpilih diharapkan mampu membawa perusahaan terbuka tersebut mengubah kultur kerja crew yang selama ini dimanja berada di zona nyaman.
“Jika Kemendagri menyetop Dana APBN yang selama ini disimpan di bank plat merah Pemprov Jatim itu, dapat dipastikan akan kolaps karena tidak ada lagi yang diandalkan sementara pola kerja karyawannya terkesan semaunya tidak ada tantangan,” ungkapnya.
Perlu diketahui selama ini Bank Jatim menerima titipan Dana APBN untuk Pemprov Jatim maupun kabupaten dan kota. Ditambahkan olehnya sistem rekrutmen di Bank Jatim juga tidak profesional, pegawai umumnya titipan anak atau kerabat para pejabat Pemprov Jatim ataupun dari keluarga orang dalam sendiri.
Dicontohkan, pernah terjadi Bapaknya jadi Dirut, anaknya Pincab di Malang dan ironis anaknya terlibat korupsi kredit salah satu nasabahnya.
“Khusus untuk jajaran direksi yang akan diseleksi Pansel, hasilnya diumumkan transparan tahapan demi tahapan. Hal ini untuk menghindari dugaan selama ini ada intervensi Gubernur Jatim. Terkecuali orang nomor satu Jatim itu teken kontrak ikut tanggung jawab jika terjadi kredit bermasalah,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan awak media, Badrus Syamsi yang juga aktivis antikorupsi itu mengatakan Bank Jatim dimata pengusaha papan atas kurang diperhitungkan.
“Diduga tidak ada satupun pengusaha atau perusahaan papan atas yang menjadi nasabah, artinya tingkat kepercayaan pengusaha atau perusahaan papan atas ke Bank Jatim memprihatinkan,” bebernya.
Beberapa waktu lalu Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf mengatakan bobolnya Bank Jatim Cabang Jakarta lebih setengah triliun berarti ada yang tidak beres. Unsur kesalahan bisa saja disengaja.
“Kalau hanya terjadi satu-dua kali mungkin bisa dianggap kelalaian, tapi ini sampai 63 kali dan terus menerus,” ungkap Musyafak kepada awak media.
Seperti diketahui Kepala Bank Jatim Cabang Jakarta, Benny diduga mensiasati kewenangan plafon kredit untuk mencairkan dana setengah triliun. Benny diduga memberikan kredit kepada dua perusahaan milik Bun dengan jaminan dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Padahal, sebenarnya tidak ada jaminan sama sekali.
Selanjutnya, 65 kredit utang dan 4 kredit kontraktor senilai Rp 569,4 miliar dicairkan atas nama perusahaan-perusahaan yang dokumennya telah direkayasa. Perusahaan ini sebenarnya tidak memiliki proyek atau kemampuan finansial untuk mengakses kredit dalam jumlah besar. @team
Discussion about this post