SIAGAINDONESIA.ID Masyarakat di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan minta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi segera menghentikan aktivitas pemotongan bangkai kapal yang merusak lingkungan perairan pesisir selatan Bangkalan.
Pemotongan bangkai kapal di sebelah timur Pelabuhan Kamal tersebut dikeluhkan warga disamping merusak kawasan mangrove, melakukan reklamasi dan membuang limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) ke laut.
“Nelayan di sini sudah tidak bisa mencari ikan lagi, airnya hitam pekat,” jelas salah seorang nelayan di Tanjung Jati.
Menurut data yang diperoleh dari Citra Satelit dan Badan Informasi Geosipal, aktivitas pemotongan bangkai kapal yang sudah berlangsung puluhan tahun itu sudah melebihi garis pantai 27-85 meter dengan luas perairan yang digunakan 1,75 Ha dan lahan yang sudah direklamasi tanpa ijin seluas 75 Ha atau 7.500 meter persegi.
Menurut warga setempat, bibir pantai yang sekarang dijadikan area scrapping dahulunya dipenuhi dengan tanaman mangrove.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan, Anang Yulianto yang dihubungi mengatakan perijinanannya masuk provinsi karena lokasinya berada di laut.
Sementara itu Kepala DKP Jatim, M. Isa Anshori mengatakan setelah ditindak oleh KKP prosesnya diserahkan ke Pemprov Jatim.
Menurutnya sejak ada pemberitaan soal aktivitas scrapping dan kegiatan lainya di pesisir Bangkalan sudah disurvei dan didata. Diakuinya aktivitas pemotongan bangkai kapal memang tidak memiliki ijin usaha dan ijin reklamasi.
“Pemerintah lamban melakukan penindakan aktivitas pemotongan kapal,” sergah Ketua LSM Gerakan Selamatkan Jawa Timur Aman (GAS), Safii, MH.
Menurutnya, sudah lebih dari satu bulan pemberitaan mengenai aktivitas illegal pemotongan bangkai kapal diberitakan media, akan tetapi belum ada tindakan yang kongkrit untuk tindak lanjutnya.
“Satgas Pengawas KKP, DKP dan DLH Jatim sudah memegang data lapangan dari hasil survey,” tegas Safii putra asli Bangkalan tersebut.
Dirinya juga membeberkan penderitaan masyarakat sekitar lokasi yang tidak lagi bisa memangkap ikan dan budidaya karena lautnya tercemar antara lain berasal dari tumpahan oli.@k
Discussion about this post