SIAGAINDONESIA.ID Pendangkalan Kali Perak Surabaya sudah pernah dibicarakan intens di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Mei 2023 lalu.
Saat itu semua hadir, termasuk Pelindo, Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan dan sejumlah pengurus Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai (Iperindo), Pusat maupun Jawa Timur.
Namun hingga saat ini belum ada tindakan kongkrit di lapangan.
“Pelindo oleh Kemenko Marves diputuskan untuk melakukan pengerukan di Kali Perak karena merupakan tanggungjawab dan kewenangannya,” ungkap Ketua DPP. Iperindo, Anita Puji Utami.
Menurut Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia (ASSI) tersebut, pendangkalan di Kali Perak diakuinya sangat parah dan kondisi ini sangat merugikan Galangan Kapal yang ada di Kali Perak serta membahayakan keselamatan pelayaran di Tanjung Perak.
Jika terjadi kecelakaan kapal di pelabuhan international dan terbesar di wilayah timur itu tentunya segera memerlukan penanganan.
Galangan Kapal yang ada di Kali Perak sudah siap dan memenuhi standar untuk perbaikan ringan dan berat.
“Tetapi alurnya dipenuhi lumpur kan tidak bisa segera melakukan evakuasi, terhambat, dan ini jika tidak segera ditangani membahayakan keselamatan kapal kapal lainnya yang ada di alur,” jelasnya.
Anita Puji Utami yang terpilih sebagai Ketua Umum Iperindo periode 2022-2026 itu meminta kerjasama Pelindo mengeruk Kali Perak dan berharap Kemenko Marves untuk memonitor kesanggupan Pelindo sebagaimana yang pernah dibicarakan beberapa waktu lalu.
Sementara itu Ketua Iperindo Jawa Timur, Momon Hermono yang turut hadir di kantor Iperindo Jalan Perak Timur itu mengatakan, para penyewa lahan di Pelindo, khususnya Galangan Kapal yang berada di tepian Kali Perak semakin sulit mendapatkan order perbaikan maupun pesanan kapal baru akibat pendangkalan di Kali Perak.
“Sementara kami harus bayar biaya sewa ke Pelindo besarnya tiga setengah persen dari nilai Nilai Jual Obyek Pajak, perusahaan sewa ke Pelindo ada yang sampai dua milyar nilainya per tahun juga bayar PBB (paling besar enam miliar) ke Pemkot Surabaya,” keluhnya.
Akibat parahnya pendangkalan, masing masing Galangan Kapal melakukan pengerukan sendiri sendiri agar kapal bisa masuk dan bisa bekerja.
Lebih lanjut dikatakan Momon Hermono, selain harus bayar sewa dan bayar PBB juga harus bayar listrik ke Pelindo sementara kami tidak diperbolehkan menggunakan meteran PLN, pra atau pasca bayar (Token).
“Ini kan aneh,” tukas Momon.
Demikian pula tujuh perusahaan Galangan kapal yang beroperasi di Kali Perak belum bisa mengurus Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) karena belum mendapat lampu hijau dari Pelindo.
Dept Head Hukum dan Humas Pelindo Regional 3 Karlinda Sari mengatakan, sewa lahan tidak bener kalo segitu. Kita ada tarif yang berlaku sesuai dengan peruntukkan penggunaan lahan. Perhitungannya itu dari prosentase NJOP saja.
Terkait listrik token, itu listrik di pelabuhan kan Pelindo sudah kerjasama dengan PLN, apabila ada permohonan token pastinya melalui rekomendasi pelindo dan itu tergantung juga aturan PLN tentang bisa tidaknya token untuk listrik non rumah tinggal seperti itu.
Sementara itu Ketua Komite Tetap Usaha Perhubungan Laut dan Pelayaran Rakyat, Kadin Jatim, Salehwangen Hamsar mengatakan, kapal kapal Pelra yang mempunyai draft rendah juga tidak bisa melakukan docking di Kali Perak apalagi kapal kapal bertonase besar.
“Pendangkalan di Tanjung Perak ibaratnya hantu dan sangat mengganggu perekonomian Jawa Timur khususnya. Jika Galangan tidak bisa beroperasi lalu bagaimana nasib pekerjanya?” Tanya Salehwangen.
Menurutnya, Pelindo Pasca Merger seharusnya mampu memberikan pelayanan dan service yang lebih baik kepada semua pengguna jasa Pelindo sebagai operator 75 pelabuhan di Indonesia.
“Tidak sedikit dana dihabiskan untuk program merger Pelindo, gaungnya membawa harapan besar perubahan, tapi sayang untuk mengatasi pendangkalan saja mbulet alias tidak profesional padahal keuntungan yang diraup sebagai operator pelabuhan tanpa saingan itu sangat besar,” tukasnya.@k
Discussion about this post