Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

Juni 8, 2025
Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

Juni 8, 2025
Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Juni 7, 2025
Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat
Opini

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

Oleh: Radhar Tribaskoro KETIKA Adhie M. Massardi menulis “Why Ijazah?”, ia sedang mengajak kita melihat lebih jauh dari sekadar selembar...

Read moreDetails
Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

Juni 8, 2025
1.4k
Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Juni 7, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Minggu, Juni 8, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Ketika Kampung Betawi Dikepung Calon Pemimpin dari Putra Daerah Lain

by redaksi
Oktober 3, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Paslon Tawarkan Program Bantuan Kesejahteraan Rp 500 Ribu Per KK, Kemungkinan Menang 99 Persen

Calon Gubernur DKI Jakarta 2024, Pramono Anung, RIdwan Kamil dan Dharma Pongrekun. Foto: ist

492
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sugiyanto (SGY)-Emik

PEMILIHAN Umum Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta tahun 2024 terasa sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jakarta, yang tengah bersiap menghadapi perpindahan status dari Ibukota negara ke Ibukota Nusantara (IKN), semakin memperlihatkan perubahan besar dalam struktur dan dinamika politiknya.

Dengan disahkannya UU Daerah Khusus Jakarta pada April 2024, perhatian beralih pada nasib Jakarta pasca kehilangan status ibukota. Sayangnya, undang-undang ini tidak membahas hal yang sangat penting, yakni keharusan putra daerah atau tokoh Betawi untuk menjadi pemimpin di kota yang telah lama menjadi kampung halaman mereka.

Ironisnya, Pilkada Jakarta 2024 menegaskan betapa lemahnya representasi putra asli Betawi dalam kontestasi politik di kampung mereka sendiri. Dari tiga pasangan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub), tidak ada satu pun yang berasal dari kalangan putra Betawi.

Pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), berasal dari Bandung dan Tegal, Jawa Tengah. Pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana (Dharma-Kun), masing-masing berdarah Toraja, Sulawesi Selatan, dan keluarga atau putra dari Abyoto Hadiprodjo yang kemungkinan juga bukan keturunan Betawi. Pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno (Pram-Doel), berasal dari Kediri, Jawa Timur dan Minangkabau, Sumatra Barat.

Pertanyaannya yang muncul adalah: Mengapa partai politik (parpol) tidak mencalonkan satu pun putra daerah Betawi sebagai gubernur atau wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024? Mengapa hal ini berulang dari satu periode ke periode berikutnya? Apakah tidak ada peluang bagi putra daerah atau tokoh Betawi untuk mencalonkan diri melalui jalur independen?

Masyarakat Betawi, yang secara historis menjadi bagian penting dari identitas Jakarta, kini hanya menjadi penonton di pesta demokrasi yang diadakan di kampung mereka sendiri. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam dan pertanyaan serius: Sampai kapan putra daerah akan terus tersingkir dari kepemimpinan di Jakarta?

Jika kita bandingkan dengan daerah lain seperti Papua, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Aceh, ketidakadilan ini terlihat jelas.

Di Papua, undang-undang mensyaratkan bahwa kepala daerah harus berasal dari putra daerah. Di Yogyakarta, Sultan secara otomatis menjadi pemimpin tanpa melalui pilkada. Aceh bahkan memiliki partai politik lokal yang secara langsung mewakili aspirasi daerahnya.

Dalam konteks ini, seharusnya Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) juga mengakomodasi calon pemimpin putra daerah atau tokoh Betawi. Namun, Jakarta—dengan sejarah panjang dan identitas budaya Betawi yang kuat—justru tidak memiliki aturan yang melindungi hak putra daerah untuk memimpin kota ini.

Kondisi ini sangat ironis dan miris. Masyarakat Betawi hanya bisa menjadi pendukung dari pinggir lapangan, sementara kampung halaman mereka dipimpin oleh orang-orang dari daerah lain.

Apa yang harus dilakukan masyarakat Betawi dalam situasi ini? Haruskah ada gerakan untuk memperjuangkan hak mereka dalam politik Jakarta? Ataukah mereka harus berdiam diri, menunggu perubahan yang mungkin tidak pernah datang? Atau, mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang! Wallahu a’lam bish-shawab.@

*) Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)

Share197Tweet123
Previous Post

Baguslah 30 Polisi Diperiksa

Next Post

Panglima TNI Resmikan Lima Yonif PDR di Papua

Berita Terkait

Uji Forensik Mabes Polri Ditunggu Rakyat

Ijasah, Anti-intelektualisme dan Krisis Kepemimpinan Intelektual

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

...

Konspirasikah Bareskrim?

Bagaimana Mau Percaya Ijazah Joko Asli?

by redaksi
Juni 8, 2025
0
1.4k

...

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

Pandawa Nama Baru Restoran Garam Merica Sydney yang Tetap Mengusung Semangat Autentik Kuliner Nusantara

by Ahmat
Juni 7, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Panglima TNI Resmikan Lima Yonif PDR di Papua

Panglima TNI Resmikan Lima Yonif PDR di Papua

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.