SIAGAINDONESIA.ID: Asha IVF Indonesia targetkan 800 kelahiran metode bayi tabung di tahun 2024.
Hal ini menjadi parameter Asha IVF Indonesia dari angka keberhasilan kelahiran di tahun lalu yang mencapai 450 jumlahnya.
Selain itu, Asha IVF Indonesia juga sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan kelahiran bayi tabung di Indonesia juga memiliki kualitas dan biaya dibanding Malaysia yang kini kabarnya menawarkan biaya lebih kompetitif.
dr. Aditya Kardian,MARS, General Manager Business Development Asha Indonesia mengatakan, tahun ini pihaknya ingin menjawab tantangan masalah kesehatan di Indonesia khususnya penanganan bayi tabung yang murah dan berkualitas di Malaysia .
“Atas fakta itu, kita kampanyekan dan mencoba meningkatkan kesadaran kepada masyarakat Indonesia terkait kualitas dan layanan bayi tabung di Indonesia kini tak kalah dengan Malaysia,” tuturnya saat dikonfirmasi, Jumat (26/07/2024) sore.
Ia menegaskan, bayi tabung merupakan masalah waktu saja, sebab pasien masih banyak menunda karena masalah biaya.
“Memang kesan yang kuat saat ini Malaysia lebih murah. Tapi di Indonesia saat ini justru kita kasih murah dengan kualitas layanan lebih unggul dibanding Malaysia,” tandasnya.
Kenyataan terbukti dari tahun lalu ada sekitar 13 ribu kelahiran bayi tabung di Indonesia dalam setahun. Dibandingkan dengan Malaysia, angka kelahiran bayintabung di sana mencapai 19ribu.
“Dari angka 19 ribu kelahiran bayi tabung di Malaysia tersebut, justru jumlahnya dominan pasien dari Indonesia. Untuk itu, di sini kita menawarkan kepada masyarakat Indonesia khususnya layanan kelahiran bayi tabung tidak kalah dengan Malaysia hingga segi kualitasnya,” imbuh dr. Aditya.
Bahkan, Asha IVF Indonesia sendiri kini menawarkan penanganan bayi tabung lebih canggih dibanding Malaysia, yakni dengan memanfaatkan teknologi Timeless Incubator.
“Teknologi ini memungkinkan sebuah incubator yang memantau pertumbuhan embrio agar bisa diawasi tanpa tersentuh dengan udara luar. Jadi, cukup dengan kamera dan itu diintegerasikan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Maka, tingkat keberhasilannya lebih tinggi,” paparnya.
Teknologi tersebut sudah diterapkan di Asia – Indonesia sehingga presentasi di Amerika sangat yakin mampu meraih angka keberhasilan kelahiran bayi tabung hingga 48 persen.
“Biaya untuk penanganan bayi tabung yang kita tawarkan sekitar Rp 59 juta. Dan rata-rata setiap tahun kita memperoleh angka keberhasilan kelahiran hingga 48 persen, sedangkan tahun lalu tepatnya di Desember 2023 sudah mencapai 52 persen angka keberhasilannya,” tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, di Surabaya masih ada 1 Feetility Clinic milik Asha Indonesia, namun akan ada penambahan dua klinik lagi.
“Di akhir tahun ini akan ada satu di Indonesia kita on proses ada dua lagi. Di Surabaya akan ada dua lagi jadi nanti ada 3 klinik. Namun kita punya Fertility Clinic ada 4, yakni Surabaya ada satu, Tegal ada satu, Gresik juga satu dan Cirebon berjumlah 1 juga. Sedangkan untuk Jakarta masih belum, dan tahun depan rencananya, tapi sudah ada rumah sakit Asha di Jakarta,” bebernya.
dr Aditya juga mengimbau kepada calon pasien bahwa sebenarnya program bayi tabung itu program terakhir. Diharapkan para pasien tersebut menerapkan program kehamilan ramah biaya dan tubuh yang sehat.
Menurutnya, para calon pasien bersegera mengkonsultasikan kesuburan pasangan sehingga bisa diketahui intervensi apa yang harus dilakukan. Bahkan menurutnya, sejumlah kasus kelahiran juga bisa saja tidak perlu program kehamilan.
“Cukup dengan menjaga hidup sehat seperti hindari rokok, minum alkohol, begadang, olah raga dan diet yang cukup untuk menjaga berat badan kalau berlebihan. Itu sudah bisa meningkatkan keberhasilan kehamilan layaknya program program bayi tabung. Jadi, pesannya segera konsultasikan ke dokter ahli Fertilitas agar keberhasilan kehamilan akan tercapai,” pungkas dr. Aditya.@Eldon