SIAGAINDONESIA.ID Penyidik Unit I Jatanras Polrestabes Surabaya memeriksa dua saksi kasus penganiayaan yang dialami advokat magang Matthew Gladden, Kamis (30/6/2022).
Dua saksi yang diperiksa adalah Salawati Taher dan Yasin. Salawati Taher merupakan pimpinan dari Kantor Hukum tempat Matthew Gladden magang sebagai advokat. Sedangkan Yasin adalah rekan kerja Matthew Gladden. Keduanya diperiksa karena dianggap melihat dan mengetahui peristiwa penganiayaan tersebut.
Kepada awak media, Salawati mengatakan diperiksa selama 1,5 jam, mulai jam 09.30 hingga jam 11.00 WIB. Dia mengaku telah memberikan keterangan sesuai yang dia ketahui.
“Tadi saya sudah memberikan keterangan kepada penyidik sesuai apa yang saya lihat dan saya ketahui atas peristiwa dugaan penganiayaan rekan kami (Matthew Gladden) di Apartemen Purimas,” kata Salawati di Mapolrestabes Surabaya usai pemeriksaan.
Salawati menceritakan saat peristiwa penganiayaan itu terjadi, semua orang berhamburan. Saat itu terduga pelaku telah melakukan kekerasan fisik terhadap Matthew Gladden. Korban dipukul di bagian perut dan pipi di area loby dan area kolam renang Apartemen Purimas.
“Semua orang yang ada di situ itu langsung berhamburan,” ungkapnya.
Harapan Salawati, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep dapat mengawal penegakan hukum kasus tersebut hingga tuntas.
“Kami berharap kasus ini penegakan hukumnya jelas biar tidak membawa preseden buruk kepada profesi kami sebagai advokat. Kalau penegakan hukumnya tidak jelas ke depannya kami teman-teman advokat bisa rentan mengalami hal serupa,” tandasnya.
Terpisah, Matthew Gladden yang sebelumnya diperiksa sebagai saksi pelapor pada Rabu (29/6/2022) kemarin mengatakan, peristiwa penganiayaan itu telah menyebabkan dirinya mengalami gangguan pencernaan dan beberapa kali mual-mual hingga muntah-muntah, serta pusing berkelanjutan.
“Saya coba cek ke dokter, terus dokternya bilang harus rawat inap. Yang saya rasakan sakit sekitar tiga hari dua malam. Jadi saya diinfus karena kan susah makan,” jelasnya di Mapolrestabes Surabaya.
Selain mengalami kekerasan fisik, Matthew mengaku juga mengalami trauma akibat kejadian itu.
“Kalau sekarang masih lumayan was was pergi ke daerah sana. Seperti ada traumatik,” pungkasnya.@