SIAGAINDONESIA.ID. Kapal Pelayaran Nasional (Pelnas) sekitar 100 unit dari berbagai ukuran hingga 500-1000 DWT melayani angkutan barang antarpulau rutin melakukan bongkar muat di Pelabuhan Kalimas. Tepatnya di sisi utara tidak jauh dari muara sungai yang kondisi perairannya lebih dalam dibandingkan di sisi selatan yang pendangkalannya parah. Di sisi selatan diperuntukkan kapal kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) yang harus mengalah di tempatkan di alur yang dangkal.
Tidak satupun dari lima agen pelayaran yang menangani bongkar muat Pelabuhan Kalimas hingga berita ini ditayangkan memberikan respon saat dikonfirmasi. Sebagai catatan terdapat 18 perusahaan pelayaran yang melayani Kapal Pelnas di Pelabuhan Kalimas, dua diantaranya menyewa Gudang di lokasi sedangkan jumlah kapalnya mencapai 100 unit. Demikian pula Ketua asosiasi pelayaran nasional, INSA Surabaya tidak menjawab konfirmasi melalui pesan pendek. Sementara Generel Menejer (GM) Pelabuhan Kalimas, Dhany Rachmad Agustian juga tidak memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Sumber informasi yang diperoleh di Pelindo mengatakan, kapal kapal Pelnas yang berlabuh di Kalimas sebelumnya melakukan bongkar muat di Dermaga Mirah. Akan tetapi di Pelabuhan Mirah waktu bongkar muat dibatasi karena padatnya kapal. Sementara di Pelabuhan Kalimas kapal yang melakukan bongkar muat tidak ada batasan waktu. “Di Kalimas kendati tarip sandarnya sama dengan Mirah tapi bisa berbulan bulan sandar,” jelasnya. Hal tersebut menguntungkan kapal yang sandar, hingga muatan kapal penuh baru berlayar. Sedangkan di Pelabuhan Mirah kapal belum terisi pun atau baru sebagian terisi harus meninggalkan dermaga jika waktu tambatnya habis.
Ketua DPD Pelra Jawa Timur & Bali, Salehwangen Hamsar mengungkapkan uneg unegnya saat dikonfirmasi soal Dermaga Kalimas. Menurut Ketua Kompartemen Pelayaran Kadin Jatim tersebut, pertama Pelindo tidak mempunyai empati dengan pendangkalan di Kalimas sehingga menyulitkan kapal Pelra untuk bermanuver serta mengandalkan pasang surut. Kedua, tidak ada hidran air di dermaga sehingga menyulitkan memadamkan api Ketika terjadi kebakaran kapal dan kebakaran akan cepat merembet ke kapal lain akibat kapal tidak bisa bergerak karena alur dangkal. Ketiga, memang terjadi diskriminasi di Dermaga Kalimas. “Soal penempatan kapal mengapa kapal Pelra disediakan tempat di lokasi yang dangkal, sama sama bayar apa bedanya,” tanyanya.
Diperoleh penjelasan pula dari Ketua Koperasi Pelayaran Rakyat (Kopelra) surabaya, salah satu usahanya menyalurkan BBM subsisi itu, kapal Pelnas melakukan bongkar muat itu sejak jaman dulu, rekom sudah ada sejak masih Adpel. “Jika tidak ada rekom apakah mungkin Pelindo menarik sewa Gudang,” ungkapnya. Sementara untuk kebutuhan BBM, Kopelra hanya diperbolehkan mengisi kapal Pelra saja kerena mendapat jatah solar subsidi. (K)