Oleh: Prihandoyo Kuswanto
AKHIR akhir ini banyak jargon-jargon keluar dari mulut elite ataupun politikus. Dari ormas Islam pun tak ketinggalan ada bahlio bergambar Gus Muhaimin dengan tulisan 1 Abad NU menjaga Indonesia. Rupanya Muhaimin terlalu semangat bahwa Republik Indonesia baru berumur 77 Tahun. Kalau begitu yang 23 tahun menjaga Republik Indonesia yang mana?
Terlepas dari semua itu peran NU mendirikan negeri ini sahamnya sangat besar. Tanpa NU dengan Resolusi Jihad-nya Mbah Hasyim Ashari, Indonesia tidak akan pernah ada sebab dengan pecahnya perang 10 Nopember 1945. Dunia tercengang bahwa Republik Indonesia masih eksis. Apa lagi dalam perang itu Jendral Malabi terbunuh. Dia adalah komandan perang dunia kedua yang sukses memenangkan perang dunia II.
Peran NU sangat besar dalam mempertahankan negara yang diproklamasikan 17Agustus 1945 dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara. NU dan Muhammadyah, dua lembaga yang ikut andil dalam mendirkan Republik Indonesia disamping Syarekat Islam yang lebih dulu eksis.
Rasabya tanpa umat Isam negeri ini tidak akan pernah ada. Bahkan TNI pun juga tidak pernah ada tanpa peran serta laskar laskar Hizbulloh Hizbulwaton yang membentuk BKR, TKR , dan Jendral Soedirman pun adalah guru ngaji ustad.
Sejak UUD 1945 diganti dengan UUD 2002 umat Isam dengan lembaga organisasinya rupanya terlena kalau negara ini sudah bukan negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, yang dulu dipertahankan dengan Resolusi Jihad dan menelan korban jutaan rakyat serta umat Islam.
NU dan Mhammadyah mungkin lupa merawat negara ini sehingga negara menjadi super kapitalis dan super liberal. Melupakan apa yang telah ditanamkan oleh ulama-ulama kita: KH Hasyim Ashary, KH Ahmad Dahlan, Kibagus Hadi Kusumo, KH Wahab Hasbulloh, KH Agus Salim, KH Wahid Hasyim, KH Tjokro Aminoto dan masih banyak lagi ulama yang ikut mendirikan negara Republik Indonesia hingga merumuskan dasar negara Pancasila.
Sejak UUD 1945 diganti dengan UUD 2002 dan Pancasila sudah dihilangkan dari tata kehidupan berbangsa dan bernegara, maka jelas tujuan bernegara sudah tidak ada lagi.
Bagaimana dengan TNI hari ini melihat negara yang sudah tidak berideologi Pancasila?
Kalau kita membaca Sapta Marga apakah sekarang ini hanya sebagai pajangan sebab sejak UUD 1945 diganti dengan UUD 2002, isi Sapta Marga nenjadi Paradox.
1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Bersendikan Pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia Pendukung Serta Pembela Ideologi Negara Yang Bertanggung Jawab Dan Tidak Mengenal Menyerah
3. Kami Kesatria Indonesia Yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta Membela Kejujuran Kebenaran Dan Keadilan.
4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Adalah Bhayangkari Negara Dan Bangsa Indonesia.
5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Memegang Teguh Disiplin Patuh Dan Taat Kepada Pimpinan Serta Menjunjung Tinggi Sikap Dan Kehormatan Prajurit.
6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Mengutamakan Keperwiraan Didalam Melaksanakan Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbakti Kepada Negara Dan Bangsa.
7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Setia Dan Menepati Janji Dan Sumpah Prajurit.
Pancasila sudah tidak menjadi sendi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kekuasaan tidak lagi dimusyawarahkan tetapi diperebutkan dengan banyak banyakan suara kalah menang, kuat kuatan pertarungan.
Anies terus berkampanye ingin mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bagaimana bisa terwujud kalau sistem Pilpres itu menggunakan sistem liberal dan kapitalisme.
Begitu juga dengan Prabowo yang gembar gembor menjaga Persatuan Indonesia tetapi yang sedang diikuti Pilpres pertarungan adalah kalah menang, curang curangan, kuat-kuatan. Bagaimana bisa bersatu kalau Bhinneka Tunggal Ika yang beracam macam suku, golongan-golongan direduksi hanya ada satu golongan yaitu golongan partai politik.
Sementara NU di ulang tahunnya satu abad dengan jargon menjaga Indonesia, menjaga bangsa Indonesia, menjaga Pancasila, dipertanyakan apa yang dijaga?
Permusyawaratan perwakilan dalam MPR sudah dirobohkan dijadikan lembaga yang seperti orang kena struk yang tidak punya kewenangan apa apa. Masih mending KPU walau sekelas even organizer bisa menentukan Presiden dan Anggota DPR.
Terus dibuang kemana kedaulatan rakyat itu? Kok semua diam menikmati penyelewengan ini?
Butuh Resolusi Jihad ke II bagi umat Islam untuk kembali ke Pancasila dan UUD 1945. Jika tidak ingin suatu saat anak cucu kita berceritera dulu ada negara yang didirikan para ulama dan bapak ibu negeri ini bernama Indonesia yang sekarang telah berubah menjadi Indochina dengan presidennya cuwilanseng. Semoga tidak terjadi dan segera sadar.@
*) Ketua Pusat Studi Kajian Rumah Pancasila
Discussion about this post