SIAGAINDONESIA.ID Iran bersumpah akan membalas kekejaman Israel yang telah menghancurkan konsulat Iran di Damaskus, Suriah dan menewaskan sedikitnya 11 orang pada Senin (1/4/2024). Di antara yang tewas adalah komandan senior pasukan al-Quds dari Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), Brigjen Mohammad Reza Zahedi.
Para diplomat lama yang turut tewas adalah wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan pihaknya menganggap agresi ini telah melanggar semua norma diplomatik dan perjanjian internasional.
“Benjamin Netanyahu benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kegagalan berturut-turut di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan Zionisnya,” katanya dilansir The Guardian.
Sementara AS melalui Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Axios bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan tersebut. “ami tidak mengetahui tentang hal itu sebelumnya.”
Ia juga mengatakan AS sudah menyampaikan hal ini langsung kepada pemerintah Iran.
Menurut pejabat Israel dan AS, Negeri Zionis sudah memberikan informasi kepada Washington mengenai serangan ini beberapa menit sebelum terjadi. Namun, Israel hanya menginformasikan dan bukan meminta persetujuan dari AS.
Pejabat AS mengatakan informasi dari Israel tidak memberikan rincian dan baru diterima Washington ketika jet-jet militer telah mengudara.
Pejabat itu mengklaim Israel tidak memberi tahu bahwa mereka merencanakan serangan bom terhadap gedung konsulat Iran.
Teheran kemungkinan akan memantau dengan cermat respons AS dan tanda-tanda apa pun yang disetujui Presiden Joe Biden atas serangan tersebut atau apakah ia hanya diberi tahu kapan serangan itu dimulai.
AS telah mengklasifikasikan pasukan al-Quds sebagai kekuatan teroris, namun para diplomat AS telah bekerja keras untuk menghindari perang Gaza meningkat menjadi konflik yang lebih luas antara Iran dan Israel.@