SIAGAINDONESIA.ID Indikasi kecurangan penjualan solar subsidi untuk kapal rakyat (Pelra) di Pelabuhan Kalimas, Tanjung Perak Surabaya, diduga dilakukan oknum terkait.
Demikian dikatakan Ketua Koperasi Pelayaran Rakyat (Kopelra) Surabaya, Taufik saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
“Seharusnya Bapak kejar itu oknum yang jual BBM subsidi yang merupakan jatah mereka dan bukan untuk diperjualbelikan,” ungkap Taufik.
Namun Taufik tidak mengungkap siapa oknum yang dimaksud. “Pak Samsul yang Bapak sebutkan dalam berita adalah wakil ketua DPC Pelra, Bapak bisa minta nomer telepon Pak Samsul,” jelas Taufik.
Menjawab pertanyaan siagaindonesia.id mengenai dugaan siapa oknum Kopelra, Pelra atau instansi lainnya yang terlibat penyelewengan penjualan solar subsidi untuk kapal Pelra, Taufik menyarankan menghubungi Pengurus Pelra Surabaya. Akan tetapi dirinya tidak menjawab tindakan apa yang dilakukan selaku Ketua Pelra dengan adanya penyelewengan tersebut.
Dikuatirkan jatah solar subsidi juga dipermainkan dengan cara dijual ke kapal Pelnas (BBM non subsidi) dengan harga lebih murah dari harga solar industri.
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan penjualan solar subsidi atau BBM oleh Kopelra sudah berlangsung lama dan diduga menjadi bancakan banyak pihak.
Diperoleh informasi dari orang dalam Kopelra Surabaya, mahalnya harga solar subsidi jatah kapal kapal rakyat antarpulau tidak 100 persen untuk Kopelra. Indikasinya dinikmati pula oknum Pelra Surabaya dan oknum instansi terkait yang berkecimpung di pelabuhan Kalimas.
Harga solar subsidi yang diperuntukkan kapal kapal rakyat di Kalimas, Surabaya dijual ke konsumen lebih tinggi selisih Rp 400-500 per liter. Tingginya harga solar subsidi yang melanggar aturan tersebut sudah berlangsung lama dan tidak ada tindakan apapun dari instansi berwenang.
“Harga solar subsidi untuk kapal Pelra sama dengan yang dijual di SPBU 6800 rupiah perliter tetapi sampai di kapal harganya Rp 7100-7200 per liter,” jelas salah seorang pemilik kapal di Kalimas yang tidak bersedia namanya disebut.
Tingginya harga solar tersebut ditengarai disebabkan campur tangan broker dan ulah oknum Koperasi Pelayaran Rakyat (Kopelra) Surabaya. Alasannya markup itu untuk biaya trucking dan lainnya. Sebetulnya Kopelra sudah mengantongi cashback atau insentif sebesar Rp 243 per liter dari hasil penjualan solar Pertamina.@masduki
Discussion about this post