Oleh: M Rizal Fadillah
WAWANCARA Jarak jauh Hersubeno Arief dengan aktivis demokrasi yang tinggal di California AS Chris Komari sangat menarik. Konteksnya adalah uji forensik ijazah Joko Widodo yang memungkinkan untuk mendapat bantuan atau jasa dari penguji forensik profesional Amerika James A Green.
Chris Komari yang biasa berinteraksi dengan aktivis di Indonesia khususnya dalam mencari kebenaran atas status ijazah mantan Presiden Joko Widodo, telah menindaklanjuti dengan komunikasi kepada James Green sekaligus menanyakan kesiapan untuk membantu jika diperlukan.
Menurutnya Green siap membantu terlebih setelah mengetahui kasus ini menyangkut person mantan Presiden “Oh really ?” serunya dan ia sangat tertarik karena ini sebagai “high profile case”. Memang Jokowi adalah mantan Walikota, Gubernur, dan Presiden dua periode. Ia adalah pejabat publik yang menarik.
James A Green selama 37 tahun bekerja sebagai Pemeriksa Dokumen Forensik. Ribuan kasus ditangani dan sebagian besar terselesaikan sebelum masuk Pengadilan. Ia memberi kesaksian 150 kasus di berbagai
yuridiksi Federal dan Negara Bagian AS dan Kanada. Berkarier di Departemen Kepolisian Eugene, Oregon. Bersertifikat dari American Board of Forensic Document Examinerxs.
Ikhtiar internasional ini tentu untuk mengawal atau membarengi rencana uji forensik skripsi, ijazah, dan dokumen lain Joko Widodo oleh Bareskrim Mabes Polri. Netralitas dan obyektivitas sedang dituntut publik. Beberapa kasus rekayasa hasil uji forensik menjadi perhatian sekaligus kekhawatiran. Dr Roy Suryo menganggap perlu pengujian lembaga yang lebih independen, bahkan ia usulkan pengujian di Singapura.
Saat membersamai pemeriksaan di Polda Metro Jaya, seorang aktivis yang memiliki jaringan luas ke berbagai belahan dunia menyatakan telah menghubungi pejabat UN di New York untuk membahas kasus dugaan ijazah palsu Joko Widodo tersebut. Ia juga telah membangun komunikasi secara khusus dengan beberapa elemen di AS, Eropa dan Australia yang siap membantu untuk menguji skripsi dan ijazah Jokowi. Input para pengkaji menjadi bahan.
Nampaknya ijazah Joko Widodo akan segera go internasional. Skandal “memalukan dan memilukan” ini cepat bergerak menjadi perhatian dan kepedulian dunia. Akankah kasus predikat finalis figur terkorup dunia yang disematkan OCCRP di Amsterdam untuk Joko Widodo akan terulang untuk status akademiknya?
Hal ini sejalan dengan penilaian Jurnal MIT Press Direct lewat riset peneliti Republik Cheko Martin Srholek dan Vit Machacek bahwa Indonesia menempati peringkat kedua terburuk dunia dalam hal kejujuran akademik.
Prestasi ini tentu “menghinakan sehina-hinanya” dan “merendahkan serendah-rendahnya”.
Jokowi memang problema utama bangsa.@
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Discussion about this post