SIAGAINDONESIA.ID Harga solar subsidi yang diperuntukkan kapal kapal rakyat di Kalimas, Surabaya dijual ke konsumen lebih tinggi selisih Rp 400-500 per liter. Tingginya harga solar subsidi yang melanggar aturan tersebut sudah berlangsung lama dan tidak ada tindakan apapun dari instansi berwenang.
“Harga solar subsidi untuk kapal Pelra sama dengan yang dijual di SPBU 6800 rupiah perliter tetapi sampai di kapal harganya Rp 7100-7200 per liter,” jelas salah seorang pemilik kapal di Kalimas yang tidak bersedia namanya disebut.
Tingginya harga solar tersebut ditengarai disebabkan campur tangan broker dan ulah oknum Koperasi Pelayaran Rakyat (Kopelra) Surabaya. Alasannya markup itu untuk biaya trucking dan lainnya. Sebetulnya Kopelra sudah mengantongi cash back atau insentif dari Pertamina yaitu sebesar Rp 243 per liter.
“Biaya trucking dan lain-lain hanya pembenaran saja,” ungkap salah seorang Nakhoda kapal Pelra di Dermaga Kalimas.
Menurutnya, mobil tangki Pertamina ketika membawa solar tidak dipungut biaya lagi.
Berapa harga solar subsidi yang dijual Kopelra Surabaya hingga berita ini tayang tidak satu pun pengurus dan Ketua Ketua Koperla Surabaya bersedia memberikan jawaban.
Ketua Koperla Surabaya, Taufik yang dihubungi tidak merespon. Salah seorang pengurus Koperla, Rohmadon ketika ditanya harga solar plus trucking dan biaya lainnya malah balik bertanya.
“Isi solar subsidi harus ada buku bangkernya pak. Nama kapalnya apa pak,” tanyanya menghindar.
Demikian pula Samsul yang mempunyai pelanggan sejumlah kapal di Kalimas yang memasok solar ke kapal kapal Pelra.
“Mohon maaf saya takut salah ngasih harga, karena harga ini sensitive,” ungkapnya dan minta siagaIndonesia.id menanyakan hal itu di kantor Kopelra.
Soal tingginya harga solar subsidi untuk Kapal Pelra mendapat tanggapan ketua Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti beberapa waktu lalu ketika membuka Musyawarah Nasional ke XIII Persatuan Pengusaha Pelayaran Rakyat (Pelra).
Menurutnya, Pelra harus aktif menindaklanjuti program Solar Bersubsidi untuk pelayaran rakyat, mengingat peran Pelra dalam menjangkau arus distribusi barang di daerah 3 T.
“Termasuk melakukan evaluasi internal terkait keluhan anggota Pelra Indonesia terhadap biaya jasa penyaluran Solar Bersubsidi oleh Koperasi Pelayaran Rakyat yang dirasa terlalu tinggi,” paparnya.@masduki