SIAGAINDONESIA.ID Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemuda di Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari pada Senin (24/6/2024) malam menarik perhatian ratusan pemuda dari berbagai latar belakang. Meski antusiasme terlihat jelas, sejumlah kalangan mempertanyakan sejauh mana dampak nyata kegiatan ini terhadap pembangunan kota.
Surabaya Next Leader 2045, platform yang memfasilitasi acara ini, dirancang untuk mengakomodasi kontribusi pemuda dalam visi Indonesia Emas 2045. Namun, beberapa skeptis terhadap efektivitas platform ini dalam menjangkau seluruh segmen pemuda Surabaya, terutama mereka yang tidak memiliki akses atau informasi yang memadai.
Meskipun Surabaya Next Leader diharapkan menjadi pusat kegiatan dan pertemuan pemuda, kritik muncul mengenai inklusivitas dan keberlanjutan program-program yang ditawarkan. Sejumlah pemuda merasa bahwa acara ini masih terbatas pada kalangan tertentu dan belum merata di seluruh wilayah Surabaya.
Musrenbang Pemuda ini menampilkan berbagai keahlian mulai dari perkusi, pencak silat hingga gagasan-gagasan kreatif. Namun, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memastikan bahwa keahlian-keahlian ini dapat diimplementasikan dalam program pembangunan kota yang konkret, bukan sekadar menjadi pertunjukan simbolis.
Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Armuji yang hadir dan membuka acara menyatakan pentingnya kontribusi kaum milenial dalam pembangunan kota. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai mekanisme yang akan digunakan untuk menyalurkan aspirasi pemuda ke dalam kebijakan nyata dan terukur.
“Kalangan muda harus paham dan memiliki berbagai macam keahlian, keterampilan, dan turut berpartisipasi dalam kemajuan kota,” kata Armuji kepada wartawan, usai Musrenbang Pemuda.
Namun, Wawali Armuji menegaskan, bahwa pelatihan dan kesempatan nyata bagi pemuda untuk mengembangkan keterampilan ini masih menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pemerintah kota.
Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini juga menekankan pentingnya wawasan kebangsaan dan melek politik bagi pemuda. Hal ini disambut baik, namun perlu langkah konkret agar wawasan ini tidak hanya menjadi teori tetapi juga praktik yang nyata di kalangan pemuda.
“Kita tidak perlu menang-menangan, yang penting apa yang kita miliki harus dicurahkan untuk kebaikan bersama warga kota Surabaya,” tegas Cak Ji, sapaan akrabnya.
Politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini pun menekankan pentingnya kolaborasi, namun implementasinya membutuhkan strategi yang jelas dan berkelanjutan agar tidak berhenti pada slogan semata.
Dalam kegiatan itu, Cak Ji menerima aspirasi dari pemuda mengenai pelatihan digital marketing, sarana prasarana kegiatan komunitas, hingga pengembangan UMKM oleh kalangan milenial.
Namun, tindak lanjut dari aspirasi ini menjadi kunci keberhasilan Musrenbang Pemuda. Pemuda berharap janji dan aspirasi yang disampaikan tidak hanya berhenti di atas kertas tetapi benar-benar diwujudkan dalam aksi nyata.