Oleh: Ahmad Khozinudin
“Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Spesifik atau BOS Afirmasi untuk khusus menyediakan makan siang untuk siswa,” kata Airlangga Hartarto, SMP Negeri 2 Curug, Tangerang pada Kamis, 29 Februari 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan pembiayaan program makan siang gratis bakal bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah atau (BOS).
Dana BOS berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program makan gratis ini merupakan andalan dari calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Selama ini, Bantuan Operasional Sekolah atau BOS adalah bantuan pendidikan berbentuk dana yang diberikan kepada sekolah dan madrasah untuk kepentingan nonpersonalia. Dana BOS diberikan berdasarkan jumlah siswa yang dimiliki sebuah sekolah.
Alokasi dana BOS selalu yang berkaitan dengan sekolah, untuk meningkatkan atau menopang mutu layanan pendidikan. Bukan untuk menunjang gizi atau kesehatan siswa.
Logika yang dipakai Airlangga ini sungsang. Seolah-olah, orientasi pendidikan saat ini telah belok, dari yang sebelumnya menjadikan anak cerdas berubah menjadi anak gembrot (tambun/gemuk).
Secara logika, seolah olah anak boleh goblok tapi harus kenyang. Hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup.
Padahal, dalam membentuk karakter siswa, pendidik biasanya justru menstimulus agar menambah keprihatinan dalam belajar dengan puasa Sunnah. Bukan dengan menambah atau banyak makan.
Anak-anak diminta belajar sambil puasa Senin Kamis. Jika ada hajat, saat ujian, menambah dengan puasa hajat/nadzar.
Mau ujian masuk jenjang berikutnya, puasa Sunnah sebelum ujian. Agar dimudahkan dan mendapatkan kelulusan. Bukan banyakin makan dan jajan.
Alokasi anggaran dari BOS untuk program makan siang capres cawapres Prabowo Gibran ini, mengkonfirmasi program ini asbun. Asal bunyi. Saudagar Bogor, biar tekor asal kesohor. Tidak difikirkan sumber alokasi anggarannya secara tehnokratis dan birokratis, main rampas dana BOS.
Lagipula, Prabowo Gibran belum dilantik. Main paksa ngomong program Capres, padahal saat ini masih Jokowi presidennya. Luar biasa, negara dikelola dengan asas suka-suka.@
*) Sastrawan Politik